Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi
(Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya
jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan,
pengobatan atau perawatan.
Menurut
Wohlberg, psikoterapi adalah pengobatan dengan cara psikologis dari masalah
yang bersifat emosional di mana seseorang terlatih sengaja membangun hubungan
profesional dengan pasien dengan tujuan:
1. Menghapus, mengubah atau menghambat
gejala
2. Yang terganggu pola mediasi perilaku
3. Meningkatkan pertumbuhan kepribadian
yang positif dan pengembangan.
Sedangkan
menurut Corsini, psikoterapi adalah Proses interaksi formal 2 pihak (2
orang/lebih), bertujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distres)
pada salah 1 pihak karena tidak berfungsinya / ketidakmampuan pada fungsi
kognitif, afeksi atau perilaku, dengan terapis berusaha mengembangkan
memelihara atau mengubahnya dengan menggunakan metode2 sesuai pengetahuan &
skill, serta bersifat profesional & legal. Psikoterapi adalah usaha
penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku..
Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan,
terapi mental, atau terapi pikiran.Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis
(Psychotherapist). Seorang psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog
atau orang dari latar belakang apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu
melakukan psikoterapi.
Psikoterapi
merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara
klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan
klien. Menurut Corey (2009) psikoterapi
perlu mempertimbangkan tiga karakteristik dari sebuah terapi yang meliputi:
- Proses, yang melibatkan interaksi dua pihak formal,profesional,legal,etis.
- Tujuan terapi, yakni perubahan kondisi psikologis individu menjadi pribadi yang positif
- Tindakan terapi, yang berdasarkan ilmu (teori), teknik, dan kemampuan yang formal
Tujuan Psikoterapi
Psikoterapi didasarkan pada fakta
bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi,
believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan
psikologis. Tujuan psikoterapi antara lain:
- Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
- Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
- Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
- Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
- Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
- Mengembangkan potensi klien.
- Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
- Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
- Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
- Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
- Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
- Membantu penyembuhan penyakit fisik.
- Meningkatkan kesadaran diri.
- Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
- Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.
Unsur Psikoterapi
Masserman
(dalam Mujib, 2002) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup
unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
1.
Peran sosial (martabat)
2. Hubungan
psikoterapeutik
Seorang terapis mendengarkan dengan penuh perhatian.
Kemudian terapis menyampaikan pemahamannya terhadap klien atau bertindak untuk
menghilangkan penderitaan klien pada saat yang tepat.
3.
Psikoterapi sebagai kesempatan untuk
belajar kembali
Menurut Korchin kepercayaan terhadap tindakan terapis sangat
dibutuhkan agar menghasilkan kondisi-kondisi untuk belajar kembali. Seorang
klien member kepercayaan bersama dengan ketidakpuasan dan keinginan untuk berubah
4.
Motivasi, kepercayaan dan harapan
Kepercayaan merupakan hal yang penting dalam psikoterapi.
Klien mengetahui bahwa dirinya dapat mepercayai otoritas terapis. Dan dirinya
akan diperlakukan dengan penuh hormat, oleh karena itu klien dapat mengungkapkan
pikirannya secara terbuka tanpa adanya penolakan. Sedangkan harapan dan
ketakutan dapat sesekali menyelimuti klien ketika hendak melakukan psikoterapi.
5.
Hak
6.
Retrospeksi
7.
Reduksi
8.
Rehabilitasi
Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Brammer
dan Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
1. Konseling ditandai dengan adanya terminology
seperti : “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious
awareness, normal, present time dan short time”
2. Sedangkan psikoterapi oleh : “supportive
(dalam keadaan krisis), reconstructive, emphasis, analytical, focus on the
past, neurotics and other severe emotional problems and long term”
Menurut Pallone dan Patterson (1977)
mengemukakan perbedaan konseling dan psikoterapi sebagai berikut :
KONSELING
untuk :
|
PSIKOTERAPI
untuk :
|
Klien
|
Pasien
|
Masalah yang kurang serius
|
Gangguan yang serius
|
Masalah : jabatan, pendidikan
|
Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
|
Berhubungan dengan pencegahan
|
Berhubungan dengan penyembuhan
|
Lingkungan pendidikan dan nonmedis
|
Lingkungan medis
|
Berhubungan dengan kesadaran
|
Berhubungan dengan ketidaksadaran
|
Metode pendidikan
|
Metode penyembuhan
|
Pendekatan Psikoterapi terhadap
Mental Illness
1. Pendekatan
Psikoanalisa
: banyak menekankan faktor ketidaksadaran dan berlandaskan pada pengaruh
aspek biologis manusia
2. Pendekatan
Behavioristik
: menekankan proses berpikir rasional dalam terapi. pendekatan ini memandang
manusia dari sudut perilaku yang tampak yang bisa diobservasi dan
dikuantifikasi
3. Pendekatan
Humanistik : sangat
mementingkan nilai-nilai kemanusiaan pada diri seseorang.
4. Gestalt : sebagian besar merupakan terapi
eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai
reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.
Bentuk Utama Terapi
1. Teknik
Terapi Psikoanalisa
Menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan
dengan impuls seksual dan agresif dari id.
2.
Teknik Terapi Perilaku
Terapi yang menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu. Antara lain desentisisasi,flooding,penguatan sistematis,pemodelan, dan regulasi diri yang melibatkan pemantauan dan pengamatan perilaku diri sendiri.
Terapi yang menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu. Antara lain desentisisasi,flooding,penguatan sistematis,pemodelan, dan regulasi diri yang melibatkan pemantauan dan pengamatan perilaku diri sendiri.
3.
Teknik Terapi Kognitif
Adalah fokus pada kemampuan pasien untuk mengembangkan cara berpikir melalui cognitive style. Tujuannya adalah mengajarkan pada pasien bagaimana menerapkan pola pikir dan perilaku tepat,sehingga dapat membantu mereka membuang pemikiran yang menyimpang atau maladaptif.
Adalah fokus pada kemampuan pasien untuk mengembangkan cara berpikir melalui cognitive style. Tujuannya adalah mengajarkan pada pasien bagaimana menerapkan pola pikir dan perilaku tepat,sehingga dapat membantu mereka membuang pemikiran yang menyimpang atau maladaptif.
4.
Teknik Terapi Humanistik
Membantu individu menyadari diri yang sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal. Terapi ini percaya bahwa karakteristik terapi yang penting untuk kemajuan dan eksplorasi diri klien yaitu empati, kehangatan,ketulusan.
Membantu individu menyadari diri yang sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal. Terapi ini percaya bahwa karakteristik terapi yang penting untuk kemajuan dan eksplorasi diri klien yaitu empati, kehangatan,ketulusan.
5.
Teknik Terapi Integratif
Memilih dari berbagai teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik tunggal. Selain itu terapi ini merupakan suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental orang keseluruhan.
Memilih dari berbagai teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik tunggal. Selain itu terapi ini merupakan suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental orang keseluruhan.
6. Teknik
Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi yang memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa.Sedangkan terapi keluarga adalah terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri atau hubungan orangtua anak untuk menangani masalahnya.
Terapi yang memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa.Sedangkan terapi keluarga adalah terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri atau hubungan orangtua anak untuk menangani masalahnya.
Sumber
:
Corey, Gerald (2009). Konseling dan Psikoterapi. PT
Refika Aditama
Gunarsa,
S.D,dkk. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Maulany,
R.F. (1997). Buku Saku Psikiatri: Residen Bagian Psikiatri UCLA.
Wikipedia.id