Selasa, 11 Februari 2014

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)


A.  Sejarah Artificial Intelligence
Jenis komputer yang paling umum digunakan saat ini terpola berdasarkan rancangan (“ arsitektur” dalam istilah komputer) ahli matematika Hungaria, John Von Neumann pada tahun 1958 yang bermigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1930. Komputer – komputer ini paling sering kali disebut Johniacs atau rangkaian prosesor, berupa jalinan jalur elektronik yang diproses dalam beberapa seri atau dengan urutan tertentu. Urutan yang seperti mata rantai ini beroperasi dengan sangat cepat, dengan setiap langkah yang menghabiskan manodetik. Sebuah komputer yang menjalankan tugas – tugas yang sangat sulit dalam serangkaian waktu ( seperti pemecahan yang melibatkan fungsi matematika, maupun menata ulang data serta dokumen – dokumen ), akan membutuhkan beberapa menit, jam, atau bahkan lebih lama dari itu. Semua pengguna komputer memiliki pengalaman yang sangat mengesalkan sehubungan dengan lamanya waktu loading yang dibutuhkan sebuah komputer untuk ‘ berpikir’ atau ‘mengolah’ sebuah masalah. Salah satu alasan dasar mengapa rangkaian komputer ciptaan Neumann membutuhkan banyak waktu adalah karena satu operasi harus diselesaikan sebelum memulai yang baru. Rangkaian prosesor menyelesaiakan permasalahan sedikit demi sedikit ( atau byte demi byte ), dalam urutan.
Pada masa awal teknologi komputer, bahkan ilmuwan AI (dan para penulis fiksi ilmu pengetahuan) memiliki impian luar biasa tentang robot dan mesin berpikir. Sebuah tulisan yang sangat berpengaruh ditulis pada awal 1940an oleh seorang psikiater asal Chicago, W.S. McCulloch, serta mahasiswanya, W. Pitts. Dalam tulisan tersebut, mereka mengenalkan sebuah konsep yang memiliki pengaruh sangat besar bagi para ilmuwan komputer, termasuk Von Neumann dan juga para PDP. Berdasarkan konsep bahwa pikiran adalah hasil kerja otak, terutama bagian dasar otak atau simpul – simpul saraf tersebut bisa dipandang sebagai “ peralatan logika”, yang beberapa simpul serta hubungannya bisa dipandang sebagai logika yang proposional. Simpul – simpul saraf berkomunikasi satu sama lain secara elektrokimiawi. Sebuah simpul elektronik yang sangat kecil mengalir lewat akson sebuah sel menuju sinaps sementara impuls neuron kimiawi mengalir lewat impuls neuron yang lainnya. Proses transmisi neuron telah tertata rapi, lontaran neuron hanya terjadi jika sudah mencapai ambang batas. Semua neuron memiliki ambang batas. Lontaran neuron hanya terjadi ketika arusnya positif, sementara arus negatif akan menghambat lontarannya dan begitu seterusnya. Yang paling penting adalah banhwa setiap neuron mampu mengumpulkan semua sinyal rangsangan dan hambatan dari ribuan koneksinya. Lontaran sebuah neuron tergantung pada ambang batasnya, yang akan menentukan hidup matinya. (neuron jenis ini disebut “neuron McCulloch-Pitts”). McCulloch dan Pitts mengamati bahwa hidup matinya neuron ini bisa dilihat sebagai sesuatu yang logis. Seperti telah diketahui secara umum, komputer berfungsi berkat rangkaian sirkuit biner yang menentukan mati atau hidupnya neuron tadi (dirancang dengan simbol I atau 0). Meskipun bentuknya sederhana, ketika ribuan sirkuit baner ini saling berpasangan dengan cepat, kekuatan proses yang dihasilkan menjadi luar biasa. Begitu pula dengan bagian dasar proses neuron, neuron dan hubungan – hubungannya mampu menimbulkan kekuatan proses yang monumental.
Tidak lama setelah tulisan McCulloch dan Pitts, Von Neumann melihat hubungan antara sikap logis neuron ketika berinteraksi dengan kinerja komputer digital. “ sangat mudah dilihat bahwa fungsi neuron yang disederhanakan ini dapat ditiru oleh relay telegraph ataupun oleh tabung vacuum.” ( Jika transistor sudah ditemukan mungkin Von Neumann akan menyebut – menyebutnya). Von Neumann yang sudah mengembangkan rancangan komputer paling bermanfaat, menyatakan bahwa sangatlah mungkin untuk merancang komputer yang meniru otak manusia-tidak hanya fungsinya, tetapi strukturnya juga di mana tabung vakum, relay, rangkaian kawat, dan perangkat keras akan menggantikan neuron, akson, dan sinapsis.
Mengikuti jejak Von Neumann, F. Rosenblatt mengambil alih proyek perakitan komputer yang meniru fungsi dan struktur otak manusia. Tujuan utamanya adalah menciptakan komputer yang mampu mengenali bentuk. Hasilnya disebut perseptron, dan dia berhasil meniru struktur organisasi otak dengan sukses. Mesin Rosenblatt memiliki 3 level tingkatan. Setiap level dihubungkan dengan fungsi yang berbeda yang secara umum memancing sensor, asosiasi, dan pola motorik manusia. Mesin – mesin awal seperti perseptron tidak mampu belajar, mesin Rosenblatt mampu memproses secara sederhana stimuli jarak dekat dan menanggapinya secara sederhana pula.
Bisakah sebuah komputer dirancang untuk belajar? Manusia mampu belajar karena memiliki sinapsis yang dapat dimodifikasi. Aturan Hebb (disebutkan dalam bab 2) menegani kekuatan antara 2 neuron akan meningkat ketika mereka diaktifkan secara terus – menerus. Bisakah sebuah aturan diterapkan dalam hubungan antara tabung dan kawat? Ketika kita mempelajarinya melalui sebuah komputer, bisa jadi akan membutuhkan sebuah resistor (alat yang menspesifisikan jumlah implus listrik yang meninggalkan sebuah transistor untuk mencapai transisitor lainnya) yang bisa disambungkan dengan kabel dan diprogram dalam otak buatan. Sebuah resistor akan bekerja seperti regulator, yang mampu menerima beberapa bit informasi sambil menolak informasi lainnya, perceptron mampu “ belajar” ( yang dimaksudkan belajar di sini adalah “ perubahan kekuatan di antara unit – unit yang memancing neuron), dengan bekerja seperti neuron McCulloch dan Pitts, selain juga menerapkan teori Hebb. Sebuah komputer yang terkonstruksi dengan baik bisa menampilkan dan mengklasifikasikan sebuah bentuk geometris sederhana, seperti lingkaran. Jika komputer merespons dengan menyebutnya persegi, maka komputer itu bisa diarahkan untuk merespons dengan lebih tepat, dengan cara menambah resistansi antar unit yang satu dan mengurangi lainnya. Jika responsnya sudah benar, yaitu jika perseptron berhasil menyebut sebuah lingkaran sebagai lingkaran, berarti sudah berfungsi baik. Pada tahapan ini, perseptron mengenali kesalahan dan mengabaikan keberhasilan. Tahap awal ini sangat penting dalam proses merancang mesin yang mampu menggeneralisasikan dan mempelajari faktor utama dari konstruksi ‘mesin berpikir’ yang berfungsi seperti otak manusia.
Kita harus ingat bahwa komputer rakitan awal cukup jarang dan sangat mahal dan hanya dimiliki beberapa kaum elit intelektual yang penasaran dengan kemampuannya. Selama tahap-tahap awal pembentukan komputer, muncul beberapa pendapat fundamental mengenai manfaat dan kegunaan alat aneh yang ditemukan ini. Adalah mereka yang beranggapan jika komputer diprogram dengan baik yaitu dengan diberi instruksi dan aturan yang benar, komputer akan mampu menyelesaikan operasi apapun, termasuk meniru pikiran manusia dengan efektif. Beberapa orang lain percaya bahwa untuk membuat sebuah mesin ‘berpikir’, perangkat keras komputer harus mampu menirukan fisiologi otak. Untuk mencapai elektronik pengganti neuron yang susuna dan fungsinya akan meniru otak manusia.
Sejauh ini kita telah gagal membuat mesin ‘berpikir’ sesungguhnya, ataupun yang ‘otak’ nya mirip dengan otak manusia. Bagaimanapun juga, para ilmuwan masih terus menganggap AI masih dalam tahap bayi. Setiap perspektif yang pernah disebutkan memiliki masalahnya masing-masing. Kasus awalnya, sebagian besar program AI memiliki pemikiran yang ‘kaku’. Ketika saya bertanya berapakah akar kuadrat 7, anda mungkin akan menjawab “ Yah, di atas 8, di bawah 9. Sekitar 8,5. “ Komputer akan menjawab 8,5440037..... ketimbang melanjutkan rangkaian angka tak berujung, otak manusia seperti dirancang dengan luar biasa untuk menyelesaikan sebuah kekacauan –  melihat wajah yang familiar di tengah keramaian, menyetir di jalan tol Los Angeles, memahami makna yang dalam dari sebuag drama Chekov, ataupun merasakan lembutnya sutra yang membelai kulit kita. Sampai saat ini belum ada komputer yang mampu melakukan hal itu. Sementara itu tidak ada manusia yang mampu menjawab pertanyaan akar kuadrat dalam hitungan milidetik, seperti yang dilakukan kalkulator tangan murahan
Perhatikan tugas Promethean yang dihadapi oleh mereka yang terinsipirasi untuk membuat jaringan komputer seperti otak manusia! Otak memiliki sekitar 100 miliar neuron, yang masing – masing terhubung dengan ribuan neuron lain yang tak terhitung jumlahnya. Selanjutnya, beberapa orang mengusahakan sebuah model otak komputer berskala kecil yang sampai saat ini telah melemahkan pihak lain yang memegang teguh aliran masa lalu (lihat minsky & Papert, 1968). Dahulu, Minsky (1954) telah menuliskan disertasinya tentang jaringan neuron dan bahkan membuat sebuah jaringan hanya dengan 400 tabung vacum (bangdingkan dengan lebih dari 17.000 tabung yang digunakan dalam ENIAC),tetapi tidak lama kemudian dia merasa kehilangan gairah atas proyek ini. Pekerjaan awal ini tidak menghasilkan sesuatu yang praktis, sedangkan mengembangkan program komputer dan perangkat keras pada saat itu sedang mewabah. Bengkel garasi mampu berkembang menjadi pabrik yang besar, yang membuat chip komputer yang bisa melakukan hal – hal yang selama ini hanya kita impikan.
  
B.  AI dan Kognisi Manusia
Semua orang yang merangkai model proses distribusi paralel seperti neuron, telah bekerja keras untuk mencoba menemukan solusi atas pertanyaan tentang otak sebagai mesin berpikir, dan apakah komputer mampu meniru kemampuan otak serta kognisi manusia.
Otak sebagai Mesin Berpikir jawaban pertanyaan tadi mulai muncul setelah melalui riset psikologi selama lebih dari 1 abad, terutama melalui riset psikologi kognitif beberapa abad yang lalu. Apa yang telah kita pelajari tentang mesin berpikir kita, yang disebut otak, adalah bahwa mesin ini berbeda secara fundamental dibandingkan dengan komputer Von Neumann yang sekarang biasa digunakan. Mungkin AI akan berperan jauh lebih jika komputer lebih menyerupai otak. Untuk menjernihkan masalah ini.
Beberapa program komputer bekerja lebih efektif daripada pikiran manusia, dan kebanyakan sangat pintar menirukan hal – hal nyata meski masih sedikit janggal. Komputer mampu memecahkan beberapa masalah, seperti sebuah soal matematika yang mendetil, lebih cepat dan lebih akurat daripada manusia. Beberapa tugas lain seperti menggeneralisasikan dan mempelajari pola aktivitas yang baru, dilakukan paling baik oleh manusia, dan komputer masih kalah baik.
Mereka bekerja dengan jenis mesin yang salah. Sepertinya kita berada di ambang gebrakan sebuah konsep atau mungkin pergantian paradigma dalam AI, di mana langkah pertama sudah diambil untuk membuat komputer lebih mirip otak baik dalam struktur maupun prosesnya. Sistem jaringan neuron, model – model PDP, dan hubungannya telah menggoda ilmuwan untuk menemukan prinsip komputerisasi yang memerintah jaringan neuron pada sistem saraf manusia. Mereka melakukannya dengan cara yang tampak sangat abstrak. Unit mewakili neuron, tetapi mengikuti tingkah laku neuron, yaitu bahwa unit bisa dipasangkan dengan unit yang lain. Hubungan di antara mereka bisa menguat atau melemah, lalu stabil, dan seterusnya (Churchland, 1989).
Sebuag konsep penting juga telah diajukan mengenai jaringan neuron yang juga masih dipelajari, yaitu melalui sistem seperti sinapsis (seperti infrastruktur otak ) yang menghubungkan unit – unit, yang dapat berubah seiring dengan pengalaman.
Beberapa usaha telah berhasil. Cara pandang baru mengenai kognisi manusia telah menimbulkan banyak antusiasme di antara pendukungnya. Bahkan seorang mahasiswa yang kebetulan mempelajari tentang psikologi kognitif harus peka pada kontribusi penting terhadap dunia psikologi ini dan berperan serta pada perkembangannya di masa depan.

C.  AI dan Sistem Pakar (Eliza, Parry, dan NETtalk )
Antusiasme para pemain awal AI langsung menanggapi tantangan yang muncul dari Tes Turing dan kemudian menuliskan program yang dirancang untuk menanggapi permintaan bahasa yang tidak bisa dipisahkan dari respons manusia. Dengan menampilkan perspektif dari pandamgan yang tersembunyi, sekarang beberapa program ini menjadi tampak sedikit aneh, tetapi imu pengetahuan memang seringkali brkembang seperti itu
ELIZA salah satu program komputer pertama yang mampu berkomunikasi, ELIZA, ditulis oleh Joseph Weizenbaum (1966). Beberapa revisi atas ELIZA telah dibuat dari konsep aslinya. Pada satu program yang spesifik, bernama DOCTOR, ELIZA mengambil peran seperti seorang psikiater. Pada contoh berikut ini, peran ELIZA dicetak dalam huruf besar :
semua pria sama
DALAM HAL APA
Mereka selalu menjadi gangguan bagi kita dalam berbagai hal
BISAKAH KAMU MEMBERIKAN CONTOH YANG LEBIH SPESIFIK
Yeah,pacarku membuatku datang ke sini
PACARMU MEMBUATMU DATANG KE SINI
Dia bilang aku depresi sepanjang waktu
AKU TURUT BERSEDIH MENDENGAR KAMU DEPRESI
Memang benar,aku tidak bahagia
APAKAH KAMU PIKIR DATANG KE SINI BISA MENOLONGMU MERASA BAHAGIA
Yang pasti aku butuh pertolongan

Percakapan tersebut mungkin akan dianggap seseorang sebagai percakapan yang timbul dalam wawancara antara seorang pskiater dan pasiennya.bagaimanapun juga mari kita voba telaah transkrip tersebut lebih dalam. Respons dari komputer cenderung stereotipe, misalnya dia diprogram untuk merespons beberapa kunci kalimat dengan respons yang hanyalah merupakan transformasi dari kalimat aslinya. Seperti ketika “ pasien “ mengatakan kata kunci “I’m “, ELIZA merespons dengan gaya tutur seperti “ aku turut bersedih mendengar kamu... “ jika tidak ada kata kunci yang ditemukan, komputer akan menjawab dengan ciri-cirinya yang tanpa isi, atau pada beberapa kasus, berakhir menjadi transformasi yang lebih awal. Kapasitas manusia dalam hal pengetahuan perasaan, kecenderungan, dinamika kelompok, dan seterusnya, terbentuk menjadi apa yang mau tidak mau kita sebut pengertian. Eliza kekurangan hal itu.
PARRY percakapan seperti apakah yang mungkin dihasilkan jika perannya dibalik yaitu jika seorang psikiater berbicara pada pasien simulasi komputer ? Colby, Hilf, Weber, dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien dan menyebut program ini PARRY, karena ia mensimulasikan seorang pasien paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respons psikotis dan respons normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respons simulasi komputer dan respons manusia. Colby dan para rekan-reakn penelitinya mengarahkan komputer tersebut untuk melakukan tes Turing, dengan meminta sekelompok psikiater untuk mewawancarai PARRY menggunakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ketikan. Para juri (psikiater) diminta untuk mengukur kadar paranoia dari keseluruhan respons.
Hasilnya mengindikasikan sulit dibedakannya model dan pasien dalam setting yang sangat special. Tentu saja, akan masuk akal jika timbul perdebatan atas kondisi penelitian yang dibuat-buat, bahwa diagnosa aktual seorang paranoia termasuk wawancara langsung yang mestinya banyak dilakukan, sehingga apabila para juri betul-betul memahami maksud dari tugas tersebut,wawancara mereka mungkin akan menjadi berbeda. Meskipun Collby dan rekan – rekannya berhasil memprogram komputer yang mampu merespons serupa dengan respons seorang pasien paranoid, di mana program ini juga lulus tes Turing, tetapi program ini masih jauh dari konsep model pemahaman lengkap dan produksi bahasa.
NETtalk program ini jenisnya cukup berbeda,berdasarkan pada jaring – jaring neuron, sehingga dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowski di sekolah medis Harvard dan Rosenberg di Universitas Princeton dalam program ini, NETtalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras, model simulasi jaring neuron terdiri atas beberapa ratus unit (neuron) dan ribuan koneksi. NETtalk membaca keras-keras dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fonem-fonem, unit dasar dari suara sebuah bahasa. Sistem ini, seperti sitem-sistem lain yang sudah kita ketahui sebelumnya, memiiki tiga lapisan : lapisan input, di mana setiap unit merespons sebuah tulisan, lapisan output, di mana unit menampilkan ke 55 fonem ke dalam bahasa inggris dan sebuah lapisan unit tersembunyi, di mana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap unit input maupun output.
NETtalk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan menscanning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang kontekstual. Di sini lafal “e” pada “net”, ‘neglect’, dan kata ‘red’ bisa ditangkap dengan bunyi berbeda. Setiap NETtalk membaca sebuah kata, program ini membandingkan pelafalannya dengan lafal yang benar yang disediakan manusia, kemudian menyesuaikan kekuatannya untuk memperbaiki setiap kesalahan.
Aplikasi yang lebih praktis atas sistem ini cukup terlihat; apa yang mungkin tidak terlalu terlihat, tetapi dalam operasi jangka panjang menjadi terasa lebih penting, sebagai sebuah konsep yang menggebrak model sekarang yang terinspirasi oleh neuron.
Sejak Sejnowski dan yang lainnya menyadari hal ini, konteksnya beralih pada besarnya kepentingan uraian atas manusia dan mesin. Kita sekarang akan memperhatikan masalah penting lainnya, masalah arti dan AI. Kebanyakan masalah ini jelas-jelas sudah diabaikan. Jika anda memperhatikan sebuah transkrip tentang operator yang telah dikomputerisasi pada TIVO, operatornya sudah sangat sulit dibedakan dengan operator yang ‘hidup’    

D.   Pengambilan keputusan dan AI
Sistem yang berkinerja seperti seorang ahli disebut dengan sistem pakar. Pada dasarnya, subuah sistem pakar adalah spepsialis tiruan yang memecahkan masalah yang termasuk dalam keahliannya. Sistem pakar telah dirancang untuk memecahkan masalah dalam bidang kedokteran, hukum, aerodinamis, catur, dan hal-hal rutin yang sangat banyak yangbiasanya membosankan kita, atau bahkan beberapa kasus yang sulit dipecahkan manusia. Sistem ini mengikuti aturan-aturan yang telah ada, yang seringkali menggunakan pohon keputusan, tetapi bagaimanapun, sistem ini hanya bisa memikirkan satu hal saja. Sistem pakar dalam bidang kesehatan mungkin tidak bisa melihat isi dari sebuah lubang di lantai, tetapi ia bisa membuat diagnosis yanng akurat dan masuk akal pada seorang gadis berumur 13 tahun yang sedang demam tinggi, sakit perut, dan konsentrasi menyimpang terkait korpustel putih. Ada sebuah program yang secara sinis disebut Puff, yang adalah sistem ahli yang dirancang untuk mendiagnosa kelainan paru-paru, seperti kanker paru-paru dan berhasil mencapai keakuratan sebesar 89% mendekati keakuratan seorang dokter berpengalaman. Sistem ini memang selama ini dikenal dalam bidang industri, militer dan eksplorasi luar angkasa. Mereka cukup baik dalam menjalankan tugas yang memang dirancang untuk mereka kerjakan. Lebih menyenangkan lagi karena mereka tidak mengenal pemogokan dan menuntut gaji lebih, tidak keberatan apabila harus bekerja tanpa henti, dan tidak meminta fasilitas kesejahteraan hidup.

Sama halnya dalam dunia psikoloogi, artificial intelligence juga memberi kontribusi yang besar. Contohnya dalam penggunaan penghitungan atau skoring alat tes psikologi yang dirancang khusus untuk menghitung atau menskoring suatu alat tes sehingga para psikolog tidak perlu menghitung satu persatu hasil tes tersebut yang tentu saja akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Selain itu, contoh konkrit artificial intelligence dalam dunia psikologi adalah Folio yang dapat emmbantu memberikan keputusan bagi seorang manajer dalam hal stok broker dan investasi. Hal ini tentu saja sangat memiliki kontribusi yang besar dalam psikologi khususnya di bidang psikologi industri dan organisasi.

Sumber : Solso, R.L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2008). Psikologi kognitif edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga

Jumat, 11 Oktober 2013

Arsitektur Komputer dan Struktur Kognisi Manusia

A. Pengertian Arsitektur Komputer
Berbicara mengenai arsitektur mungkin yang akan terlitas dalam benak kita adalah sebuah rancangan bangunan atau sebuah konstruksi bangunan. Yah, memang pengertian arsitek itu sendiri ialah perancangan. Lalu jika dikaitkan dengan komputer, apakah yang dimaksud dengan arsitektur komputer?  Jawaban yang paling simple adalah tentu saja perancangan suatu komputer. Maksudnya disini adalah perancangan komponen-komponen komputer sehingga menjadi sebuah sistem kesatuan yang dapat dioperasikan. Walaupun secara keseluruhan, pada umumnya komponen dari komputer itu sama, namun ada juga yang bisa ditambah dan dimodifikasi sehingga terbentuklah sebuah sistem yang berbeda dari biasanya yang mungkin lebih baik dari standar sebelumnya. Oleh karena itu, pengertian yang mungkin cocok mengenai  arsitektur komputer adalah bentuk desain dan konstruksi komponen-komponen komputer yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu sistem komputer.




B. Struktur Kognisi Manusia
Kognisi berasal dari bahasa latin yaitu cognoscere yang artinya mengetahui. Secara jelas, kognisi diartikan sebagai proses yang dilakuakan untuk memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Struktur kognitif manusia merupakan bagian atau komponen yang terstruktur dalam otak manusia yang memberi pengetahuan sistem, skema, adaptasi, asimilasi serta akomodasi dalam membentuk kematangan dan pengalaman otak. Struktur kognitif manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan sistematis sehingga arah dan tujuannya jelas. Adapun fungsi-fungsi kognisi manusia antara lain :
Atensi dan kesadaran
Atensi adalah pemrosesan secara sadar sejumlah informasi dari informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan proses kognitif lainnya. Atensi terbgai  menjadi atensi terpilih dan atensi terbagi. Kesadaran meliputi perasaan sadar maupun hal yang disadari yang mungkin merupakan fokus dari atensi.

2.       Persepsi
Persepsi adalah rangkaian proses pada saat mengenali, mengatur dan memahami sensasi dari pnca indera yang diterima dari rangsang lingkungan.

3.       Ingatan
Ingatan adalah saat manusia mempertahankan dan menggambarkan pengalaman masa lalunya dan menggunakan hal tersebut sebagai sumber informasi saat ini. Proses mengingat adalah menyimpan suatu informasi, mempertahankan dan memanggil kembali informasi tersebut.

4.       Bahasa
Bahasa menggunakan pemahaman terhadap kombinasi kata dengan tujuan untuk berkomunikasi. Adanya bahasa membantu manusia untuk berkomunikasi dan menggunakan simbol untuk berpikir hal-hal yang abstrak.

5.       Pemecahan masalah dan kreativitas
Merupakan upaya untuk mengatasi hambatan yang menghalangi diselesaikannya suatu malasah atau tugas

Adapun beberapa aspek yang mempengaruhi struktur kognitif, antara lain yaitu:
1.      Berdasarkan kedewasaan dan perkembangan individu.
2.      Sifat belajar yang lebih bermakna dari pengalaman yang terintegrasi.
3.      Ketepatan dalam mentransformasi informasi stimulus dan pengalaman melalui fungsi kognisinya.



C. Kaitan Antara Struktur Manusia dan Arsitektur Komputer
Komputer merupakan hasil karya proses kognitif manusia. Kemampuan manusia untuk memiliki ide, merangkaikan setiap komponen serta mengorganisasikannya sehingga menjadi suatu sistem komputer merupakan contoh nyata dari proses kognisi manusia.
Di zaman serba modern saat ini, hampir semua bidang menggunakan teknologi berbasis komputer. Temtu hal ini juga membawa pengaruh bagi manusia di dalam menunjang setiap pekerjaan dan aktivitasnya. Kehadiran komputer dapat mempermudah pekerjaan sehingga lebih efisien waktu dan tenaga. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara komputer dan manusia yang sangat menguntungkan. Manusia merakit dan merancang sebuah komputer menggunakan proses berpikir dan belajar, sementara itu, komputer sebagai hasil karya manusia tersebut sangat membantu manusia dalam melaksanakan setiap pekerjaan. 

Kelebihan arsitektur komputer dibandingkan struktur kognisi manusia
1.    Penyimpanan atau memori pada komputer lebih akurat karena berapa lama pun data tersebut disimpan dalam memori komputer maka tidak akan berubah dan akan tetap seperti itu. Sedangkan jika dibandingkan dengan struktur kognisi manusia maka kognisi manusia bisa saja mengalami error seperti kelupaan dan error dalam mengingat kembali.
2.    Komputer dapat melakukan recall secara sempurna
3.    Multi user, sehingga dapat diguanakan banyak pengguna dalam satu waktu
4.    Dapat membuka beberapa aplikasi dalam satu waktu.
Kelemahan arsitektur komputer dibanding struktur kognitif manusia
1.    Memori atau penyimpanan terbatas
2.    Membutuhkan daya listrik yang cukup besar
3.    Berukuran besar sehingga membutuhkan ruangan yang  besar pula

Analisis : komputer bisa saja dikatakan sebagai imitasi atau hasil copy dari kognisi manusia. Jika di dalam pemrosesan informasi manusia kita mengenal adanya input-storage/process-output maka demikian juga kita mengenal ketiga struktur tersebut dalam komputer. Informasi yang telah disimpan di storage pun bisa dipanggil kembali. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa penyimpanan pada komputer memang lebih baik dari penyimpanan manusia tetap kognisi manusia mampu bekerja lebih baik dibanding dengan komputer. Contohnya saja, dai proses kognisi manusia dapat menciptakan suatu komputer itu mrupakan hal yang luar biasa. Komputer sebagai hasil karya manusia memberi banyak manfaat bagi manusia salah satunya yaitu mempermudah manusia dalam  melakukan pekerjaan sehingga dapat dikatakan bahwa antara arsitektur komputer dan kognisi manusia selalu berhubungan


sumber :
Solso, R., Maclin,O., K. (2007). Psikologi Kognitif edisi ke delapan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
 file.upi.edu/…/FIP/…/Draft_Psikologi_Kognitif_Pertemuan_1-14.pdf

Sistem Informasi Psikologi


A. Pengertian Informasi
Sebelum membahas lebih jauh mengenai apa itu sistem informasi psikologi, maka akan dibahas terlebih dahulu mengenai pengertian dari informasi itu sendiri.
Menurut George R. Terry, Ph.D informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna. Sementara itu, Anton Moeliono mendefinisikan informasi sebagai penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita. Disisi lain, Hendi Haryadi (2009) mengemukakan bahwa informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya, yang menggambarkan kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data, kabar, berita, keterangan maupun pemberitahuan yang diterima kemudian diolah sehingga memberikan pengetahuan yang berguna.
Di dalam kehidupan kita tentu banyak informasi yang kita terima baik itu secara langsung maupun melalui media. Informasi tersebut diolah dan diproses sehingga menjadi bermakna. Proses mengolah dan memproses informasi yang kita terima tentu membutuhkan sistem. Sistem adalah kumpulan komponen dimana masing-masing komponen memiliki fungsi yang saling berinteraksi dan saling bergantung serta memiliki satu kesatuan yang utuh untuk bekerja mencapai tujuan tertentu (Nuraida, 2008). Informasi yang kita terima akan diolah oleh sistem sehingga mengahasilkan suatu hal atau pengetahuan yang bermakna dan berguna. Pengetahuan yang diterima tersebut merupakan hasil dari proses sistem informasi. Hal ini sejalan dengan pengertian sistem informasi yang dikemukakan oleh Irene Joos, dkk (2009) bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang memiliki tujuan sendiri untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan system input/proses/output.
Contoh yang paling gampang dalam kehidupan kita sehari-hari ialah ketika kita mendapatkan informasi dari orang lain maka sistem yang ada dalam otak kita memproses informasi tersebut sehingga informasi tersebut dapat menjadi pengetahuan yang bermakna.
Analisa : Dari pengertian informasi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi dapat berinteraksi dengan sistem karena informasi tersebut diolah melalui suatu sistem. Sistem mengolah informasi yang kita terima kemudian diproses sehingga mengahsilkan suatu hal yang berguna. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem informasi selalu mengenal adanya input, proses dan output.



B. Pengertian Sistem Informasi Psikologi 
Istilah sistem informasi tentu lebih sering kita dengar di dalam hal-hal yang berhubungan dengan komputer dan teknologi. Mungkin banyak orang yang akan bertanya bahwa apakah sistem informasi juga digunakan dan berguna bagi bidang study psikologi mengingat psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia? Mungkin yang ada dalam benak kita adalah, bagaimana mungkin suatu sistem memberikan informasi mengenai perilaku manusia karena perilaku bukanlah hal yang dapat dihitung seperti matematika. Perilaku bukanlah sebuah program yang dapat dibuat sendiri dan dijalankan sendiri seperti halnya dalam bidang study ilmu komputer.
Jawaban dari semua pertanyaan diatas adalah tentu saja sistem informasi juga dibutuhkan dalam psikologi. Contoh yang paling real ialah adanya sistem yang digunakan untuk memberi dan menghitung hasil tes psikologi, melakukan asesmen, konsultasi virtual, dsb. Meskipun, di dalam penerapannya tidak secara langsung sistem informasi tersebut memberikan hasil mengenai perilaku seseorang, namun dari hasil tersebut dapat diperoleh gambaran mengenai diri seseorang baik itu dalam angka yang nantinya akan diinterpretasikan lagi oleh para psikolog.Contohnya, di sebuah perusahaan sedang melakukan perekrutan karyawan baru.  HRD memberikan tes psikologi bagi 20 pelamar yaitu tes Pauli. Untuk melakukan skoring pada tes pauli sebanyak 20 orang secara manual tentu membutuhkan waktu yang cukup lama. HRD tersebut menggunakan sebuah sistem berupa psikoset yakni menginput data ke dalam suatu sistem skoring pauli sehingga data di proses oleh sistem dan menghasilkan output berupa informasi hasil tes para pelamar berupa jumlah kesalahan, jumlah benar, total angka yang dihitung, pembetulan, dsb. Hasil itulah yang akan diinterpretasi oleh psikolog yang nantinya akan menjadi suatu acuan dan gambaran mengenai kondisi diri para pelamar.

Analisis :

Sistem informasi tentu juga bermanfaat bagi ilmu psikologi. Penerapan sistem informasi dalam idang study psikologi sudah banyak dilakukan dan tentu membawa manfaat bagi para psikolog. Selain membantu para psikolog untuk lebih mudah melakukan pekerjaan, sistem informasi juga memungkinkan para psikolog dan ilmuwan psikologi untuk berkerja secara cepat. Meskipun demikian, psikologi secara penuh menerapkan sistem informasi dalam mengolah informasi karena pada dasarnya tidak semua hal-hal yang berkaitan dengan psikologi dapat diolah menggunakan sistem. Hasil dari sistem informasi harus tetap diolah juga oleh para psikolog. 





sumber :
Joos, I. Dkk. (2009). Belajar Cepat Komputer: Panduan untuk Profesi Kesehatan (ed.3). Jakarta: EGC. (Google Book)

Minggu, 17 Maret 2013

PSYCHOTHERAPY


Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan.
Menurut Wohlberg, psikoterapi adalah pengobatan dengan cara psikologis dari masalah yang bersifat emosional di mana seseorang terlatih sengaja membangun hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan:
1.      Menghapus, mengubah atau menghambat gejala
2.      Yang terganggu pola mediasi perilaku
3.      Meningkatkan pertumbuhan kepribadian yang positif dan pengembangan.
Sedangkan menurut Corsini, psikoterapi adalah Proses interaksi formal 2 pihak (2 orang/lebih), bertujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distres) pada salah 1 pihak karena tidak berfungsinya / ketidakmampuan pada fungsi kognitif, afeksi atau perilaku, dengan terapis berusaha mengembangkan memelihara atau mengubahnya dengan menggunakan metode2 sesuai pengetahuan & skill, serta bersifat profesional & legal. Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku.. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis (Psychotherapist). Seorang psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog atau orang dari latar belakang apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu melakukan psikoterapi.
Psikoterapi merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan klien. Menurut Corey (2009) psikoterapi perlu mempertimbangkan tiga karakteristik dari sebuah terapi yang meliputi:
  1. Proses, yang melibatkan interaksi dua pihak formal,profesional,legal,etis.
  2. Tujuan terapi, yakni perubahan kondisi psikologis individu menjadi pribadi yang positif
  3. Tindakan terapi, yang berdasarkan ilmu (teori), teknik, dan kemampuan yang formal

Tujuan Psikoterapi
            Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan psikologis. Tujuan psikoterapi antara lain:
  1. Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
  2. Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
  3. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
  4. Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
  5. Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
  6. Mengembangkan potensi klien.
  7. Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
  8. Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
  9. Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
  10. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
  11. Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
  12. Membantu penyembuhan penyakit fisik.
  13. Meningkatkan kesadaran diri.
  14. Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
  15. Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.

Unsur Psikoterapi
Masserman (dalam Mujib, 2002) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
1.      Peran sosial (martabat)
2.      Hubungan psikoterapeutik
Seorang terapis mendengarkan dengan penuh perhatian. Kemudian terapis menyampaikan pemahamannya terhadap klien atau bertindak untuk menghilangkan penderitaan klien pada saat yang tepat.
3.      Psikoterapi sebagai kesempatan untuk belajar kembali
Menurut Korchin kepercayaan terhadap tindakan terapis sangat dibutuhkan agar menghasilkan kondisi-kondisi untuk belajar kembali. Seorang klien member kepercayaan bersama dengan ketidakpuasan dan keinginan untuk berubah
4.      Motivasi, kepercayaan dan harapan
Kepercayaan merupakan hal yang penting dalam psikoterapi. Klien mengetahui bahwa dirinya dapat mepercayai otoritas terapis. Dan dirinya akan diperlakukan dengan penuh hormat, oleh karena itu klien dapat mengungkapkan pikirannya secara terbuka tanpa adanya penolakan. Sedangkan harapan dan ketakutan dapat sesekali menyelimuti klien ketika hendak melakukan psikoterapi.
5.      Hak
6.      Retrospeksi
7.      Reduksi
8.      Rehabilitasi

Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Brammer dan Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
1.      Konseling ditandai dengan adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present time dan short time”
2.      Sedangkan psikoterapi oleh : “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe emotional problems and long term”

Menurut Pallone dan Patterson (1977) mengemukakan perbedaan konseling dan psikoterapi sebagai berikut :
KONSELING untuk :
PSIKOTERAPI untuk :
Klien
Pasien
Masalah yang kurang serius
Gangguan yang serius
Masalah : jabatan, pendidikan
Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
Berhubungan dengan pencegahan
Berhubungan dengan penyembuhan
Lingkungan pendidikan dan nonmedis
Lingkungan medis
Berhubungan dengan kesadaran
Berhubungan dengan ketidaksadaran
Metode pendidikan
Metode penyembuhan

Pendekatan Psikoterapi terhadap Mental Illness
1.      Pendekatan Psikoanalisa :  banyak menekankan faktor ketidaksadaran dan berlandaskan pada pengaruh aspek biologis manusia
2.      Pendekatan Behavioristik : menekankan proses berpikir rasional dalam terapi. pendekatan ini memandang manusia dari sudut perilaku yang tampak yang bisa diobservasi dan dikuantifikasi
3.      Pendekatan Humanistik : sangat mementingkan nilai-nilai kemanusiaan pada diri seseorang.
4.      Gestalt : sebagian besar merupakan terapi eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.

Bentuk Utama Terapi
1.      Teknik Terapi Psikoanalisa
Menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id.
2.      Teknik Terapi Perilaku
Terapi yang menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu. Antara lain desentisisasi,flooding,penguatan sistematis,pemodelan, dan regulasi diri yang melibatkan pemantauan dan pengamatan perilaku diri sendiri.
3.      Teknik Terapi Kognitif
Adalah fokus pada kemampuan pasien untuk mengembangkan cara berpikir melalui cognitive style. Tujuannya adalah mengajarkan pada pasien bagaimana menerapkan pola pikir dan perilaku tepat,sehingga dapat membantu mereka membuang pemikiran yang menyimpang atau maladaptif.
4.      Teknik Terapi Humanistik
Membantu individu menyadari diri yang sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal. Terapi ini percaya bahwa karakteristik terapi yang penting untuk kemajuan dan eksplorasi diri klien yaitu empati, kehangatan,ketulusan.
5.      Teknik Terapi Integratif
Memilih dari berbagai teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik tunggal. Selain itu terapi ini merupakan suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental orang keseluruhan.
6.      Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi yang memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa.Sedangkan terapi keluarga adalah terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri atau hubungan orangtua anak untuk menangani masalahnya.

Sumber :
Corey, Gerald (2009). Konseling dan Psikoterapi. PT Refika Aditama 
Gunarsa, S.D,dkk. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Maulany, R.F. (1997). Buku Saku Psikiatri: Residen Bagian Psikiatri UCLA.
Wikipedia.id