Rabu, 21 Maret 2012

Tulisan


1.    Konsep Sehat dan Dimensi-Dimensinya
Apa sih SEHAT itu??
Mungkin kebanyakan akan menjawab :
Sehat = tidak sakit
Sehat = kondisi tubuh fit dan bugar
Jawaban diatas mungkin merupakan jawaban yang paling sering kita dapatkan ketika kita bertanya tentang apa arti sehat. Banyak orang yang menganggap bahwa sehat adalah ketika kondisi tubuh kita normal tanpa mengalami penyakit. Banyak pula yang berpendapat bahwa sehat adalah ketika  semua organ-organ yang ada pada tubuh kita bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya. Tetapi apakah benar bahwa kondisi tubuh yang seperti itu merupakan konsep sehat??
Mari kita kupas setajam pisau dapur  :D :p
Sebenarnya, jawaban-jawaban seperti diatas merupakan arti dari sehat secara fisik. Konsep sehat bukan berarti sehat secara fisik saja tetapi sehat juga memiliki dimensi-dimensi. Dimensi-dimensi sehat antara lain sehat secara fisiologis (fisik/jasmani), sehat secara psikologis ( mental /jiwa), sehat secara aspek ekonomi, dan sehat secara social budaya.
1.        Sehat secara fisiologis (fisik/jasmani )
Sehat secara fisiologis adalah kondisi dimana tubuh kita normal, organ-organ yang ada pada tubuh berfungsi dengan baik dan tidak mengalami gangguan-gangguan atau keluhan-keluhan pada tubuh. Misalnya : berat badan seimbang, tidak terjangkit penyakit, badan segar dan fit.
2.       Sehat secara psikologis
Sehat secara psikologis menyangkut 3 komponen antara lain : kognitif, emosional dan spiritual.
·         Kognitif yang sehat biasanya dapat dilihat dari cara berpikir atau jalan pikiran seseorang. Setiap orang memiliki cara berpikir yang berbeda. Nah, seseorang yang memiliki kognitif yang sehat adalah orang-orang yang mampu menggunakan akal dan pikiran dengan baik dan seimbang, mampu berpikir secara rasional dan tentu saja mampu berpikir  positif. Contohnya : seseorang dapat berpikir dengan akal yang sehat, mampu memikirkan masalah dan jalan keluar yang terbaik, mampu berpikir apa yang terbaik bagi dirnya.
·         Emosional yang sehat dapat dilihat dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan perasaannya. Kebanyakan orang cenderung mengartikan komponen emosional = marah. Padahal, emosional merupakan cara kita mengungkapkan perasaan baik itu senang,sedih,marah,bahagia,takut,bangga,kuatir dan sebagainya yang kita tampilkan melalui perilaku maupun sikap kita. Misalnya : mampu mengekspresikan perasaannya, mampu menjaga kestabilan emosianal.
·         Spiritual yang sehat dapat dilihat dari cara kita mengekspresikan syukur, pujian, kepercayaan terhadap sesuatu yang berada diluar alam misalnya kepada Sang Pencipta. Sama seperti ketika kita menjalankan ibadah-ibadah dan aturan-aturan yang sesuai dengan kepercayaan kita. Misalnya : memiliki kepercayaan dan mampu menjalani kehidupan rohaninya dengan baik.
3.       Sehat secara social budaya
Sehat secara social dapat dilihat dari kemampuan seseorang untuk membangun relasi atau hubungan yang baik, mampu berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, mampu menyesuaikan diri atau membawa diri dalam lingkungan. Misalnya : seseorang mampu bergaul dengan baik dengan orang disekitar, selalu membangun hubungan yang haromis bukan malah menjadi pengacau atau pembuat keonaran dalam suatu lingkungan.

Nah, jadi apa kesimpulannya sekarang??
Sehat itu adalah keadaan dimana kondisi fisik,psikis dan social budaya seseorang berjalan normal dan tidak terdapat gangguan-gangguan didalamnya. Kalau dipikir-pikir, seandainya saja hidup semua orang yang ada di dunia ini sehat, betapa tentramnya hidup kita. Sayangnya, ini hanya angan-angan belaka karena pada kenyataannya sehat belum menjadi bagian dari hidup semua orang di dunia ini. Mungkin ada yang sehat secara fisik namun secara psikologis tidak, begitupun sebaliknya ada juga yang sehat secara sosiial tapi secara fisiknya tidak.
Jadi, ketika kita diberi pertanyaan seperti pertanyaan di awal tadi maka saya pribadi tentu saja akan menjawab dengan lantang  dan semangat bagaikan semangat mahasiswa yang sedang mengadakan orasi menuntut penolakan kenaikan BBM di bundaran HI dan di depan istana (lebayyyy deh ahh ;p ) Sehat adalah kondisi dimana fisik,psikis dan social budaya seseorang berjalan normal  dan setiap aspek-aspek penyokongnya berfungsi dengan baik.



2.     Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Kapan sih Kesehatan Mental mulai dikenal?? Siapa pencetusnya??bagaimana prosesnya sampai kesehatan mental bisa menjadi popular bahkan telah menjadi salah satu mata kuliah program studi psikologi??
Okelah kalo begitu, mari kita bahas pertanyaan-pertanyaan diatas, kalau perlu kita kupas setajam golok hahhahahhahaaaaa..

a.       Zaman Prasejarah
Sebenarnya, kesehatan mental sudah dikenal sejak lama. Orang yang hidup di zaman prasejarah menganggap bahwa penyakit fisik dan penyakit mental merupakan penyakit yang penyebabnya sama. . Pada zaman prasejarah, orang-orang yang berbicara tidak karuan maka dianggap orang gila dan ini merupakan akibat dari roh jahat, halilintar dan mantera dari musuh. Jadi, sakit mata dan penyakit gila penyebabnya sama, bukan kondisi tubuh yang lemah serta kondisi psikis yang tidak stabil melainkan karena roh jahat, halilintar dan mantera-mantera musuh. Cara penyembahannya pun sama dan sangat tradisional seperti menjilat, mengisap, menggososok,membalut biasa juga dengan sihir, mantera-mantera atau obat keras namun mereka yang sakit masih tetap diperlakukan secara manusiawi walaupun ada pula yang memperlakukan seperti orang-orang terbuang  dengan mengasingkan di gua bahkan dibunuh karena dianggap meresahkan masyarakat.

b.      Peradaban Awal
Pada masa ini, orang-orang yang sakit mental dirawat oleh imam-imam dan tukang sihir.  Peradaban-peradaban awal ini  terjadi seperti di Mesopotamia, Mesir, Yahudi, Persia, Cina, India serta Timur jauh, Afrika, Yunani.

1.       Di Babilonia dan Ninive ( Mesopotamia)
Penyakit mental dihubungkan dengan setan-setan dan cara penyembuhannya dengan upacara-upacara magis agar setan keluar dari tubuh orang yang sakit mental.
2.       Di Mesir
Penyakit mental disembuhkan dengan terapi yang berupa rekreassi dan pekerjaan serta ada semacam psikoterapi untuk mengobati penyakit mental ( wow, hebat ya, mereka sudah bisa melakukan terapi pada pasien penyakit mental padahal mereka kan belum ngambil profesi psikologi klinis,hahhhha ngacooo )
3.       Di Yahudi
Penyakit mental diartikan sebagai hukuman dati Allah dan perawatannya hanya dengan cara bertobat. Mereka mempercayai bahwa Allah adalah sumber segala kehidupan termasuk kesehatan.
4.       Di Persia
Penyakit mental disebabkan oleh setan-setan dan penyembuhannya dengan cara-cara yang bersifat magis dan keagamaan.
5.       Di Cina, India serta Timur jauh
Penyakit mental di Cina dianggap sebagai penyakit yang muncul karena gangguan proses alam atau ketidakseimbangan antara Yin dan Yang oleh sebab itu pengobatannya dengan ramuan, akupuntur dan obat-obat tradisional. Sama seperti orang Hindu, mereka juga mempercayai bahwa penyakit mental muncul karena ketidakseimbangan antara Vahnu dan Shiva.Psikoterapi yang digunakan adalahberpaling kepada diri bathinia dan menarik diri dari dunia luar. Orang-orang di Timur jauh melakukan pengobatan penyakit mental dengan cara upacara keagamaan, upacara magis, obat-obatan dan terapi-terapi berupa rekreasi dan bekerja dan hiburan.
6.       Di Afrika
Penyakit mental disebabkan oleh musuh-musu, roh jahat, serta nenek moyang yang marah. Pengobatannya dengan cara upacara-upacara penyembuhan, ramuan-ramuan serta terapi seperti menari, music.
7.       Di Yunani
Di Yunani, ilmu kedokteran yang menangani penyakit mental dipisahkan dengan agama. Penyakit mental disebabkan oleh roh jahat, mantera dan sihir. Pengobatannya dengan cara memberi obat-obatan, mantera , ramuan dan sari buah-buahan.  Beberapa ahli dari Yunani yang terkenal di bidang kesehatan mental antara lain :
§  Phytagoras (500 SM) à penyakit mental disebabkan oleh gangguan pada otak
§  Hippokrates (460-377 SM) à penyakit mental terjadi secara natural bukan supranatural
§  Plato (429-347 SM ) à Penyakit mental merupakan bagian dari gangguan moral, fisik dan gangguan dewa-dewa.
§  Aristoteles (384-322 SM) à penyakit mental terjadi karena fisik.
c.       Abad Pertengahan
Setelah peradaban Yunani-Romawi hancur maka pengobatan penyakit mental dilakukan dengan cara exorcisme atau mantera-mantera. Penyakit mental yang popular saat itu di Eropa adalah dancing mania dan di Itali disebut tarantisme yaitu orang-orang menari secara liar sampai tenaganya habis.
d.      Masa Ilmiah
Di Eropa mulai berkembang ilmu pengetahuan alam. Beers dalam bukunya “a Mind That Found Itselft” menyatakan bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan dapat disembuhkan. Oleh sebab itu, Adolf Meyer menyarankan agar kesehatan mental dipopulerkan sebagai 1 gerakan kemanusiaan yang baru. Pada tahun 1908, terbentuk organisasi Connectitude Society for  Mental Hygiene dan tahun 1909 didirikan The National Committee for Mental Hygiene. Dan sampai pada saat ini kesehatan mental menjadi popular dan dijadikan sebagai mata kuliah dalam psikologi.

D

Bagaimana Kepribadian Seseorang Berkembang??
1. Menurut Teori Kepribadian Erikson :
Erikson membagi tahap perkembangan kepribadian dalam 8 tahapan antara lain :
a.       Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (awal kelahiran sampai usia 18 bulan)
Pada masa ini, bayi membangun kepercayaan terhadap dunia yang dianggapnya baik atau tidak baik.Bayi mencari kenyamanan pada orang-orang disekitarnya lewat sentuhan maupun suara. Meskipun belum dapat berbicara dan menyampaikan bahwa ia merasa nyaman pada sosok tertentu namun dapat dilihat dari gerak-gerik dan tingkah laku bayi. Biasanya, ibu yang akan menjadi sosok kepercayaan pada masa ini karena kebanyakan waktu dihabiskan untuk berinteraksi dengan ibu. Contohnya : pada saat bayi menangis, kemudian ia mendengar suara ibunya maka ia mungkin akan tenang, ini menunjukkan bahwa sang bayi sudah membangun kepercayaan kepada sang ibu walaupun ia belum dapat menyampaikannya melalui kata-kata.Ia sudah mengenali sosok yang ia percaya akan selalu melindunginya. Yang utama pada masa ini adalah pengharapan dan kepercayaan.
b.      Otonomi vs Malu dan Ragu (18 bulan sampai 3 tahun )
Anak mulai mengembangkan keseimbangan untuk lebih mandiri terhadap dirinya sendiri. Mandiri bukan berarti mau mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain tetapi mandiri disini berarti ada kemauan untuk tidak bergantung sepenuhnya terhadap orang lain. Apabila anak mampu melewati tahap ini dengan baik maka akan terbentuk kepercayaan diri, sebaliknya apabila anak gagal melewati tahap ini maka anak akan cenderung merasa malu dan ragu-ragu. Contohnya : biasanya umur sekitar 18 bulan sampai 3 tahun anak mulai belajar untuk memasang kancing bajunya sendiri, walaupun pekerjaan yang dilakukannya terkesan sederhana namun itulah bentuk dari kemampuan untuk membangun otonomi dalam dirinya. Apabila anak mampu melewati tahap ini dengan baik maka anak akan merasa percaya diri, sebaliknya apabila anak gagal melewati tahap ini maka cenderung akan malu dan suka ragu-ragu dalam bertindak. Yang utama pada masa ini adalah kemauan.
c.       Inisiatif vs Perasaan Bersalah ( 3 sampai 6 tahun)
Pada usia ini, anak mulai berinisiatif untuk melakukan hal-hal yang baru. Usia ini merupakan usia prasekolah dimana dunia anak akan menjadi semakin luas sehingga biasanya ia akan menunjukkan kontrolnya terhadap dunia melalui permainan dan interaksi sosialnya. Mereka merasa termotivasi untuk lebih aktif dan bertujuan untuk membangun interaksi yang baik dengan kawan sepermainan.Contohnya : ketika anak baru bergabung dalam kelompok bermain mungkin ia akan belajar dulu cara bergaul dengan teman-teman dalam kelompok tersebut dan setelah itu ia punya inisiatif atau trik tersendiri untuk menggabungkan dirinya ke dalam kelompok tersebut sehingga ia dapat diterima. Sebaliknya anaka yang kurang mampu berinisiatif cenderung akan merasa bersalah karena ketidakmampuan untuk mencari tujuan dan cara untuk berinteraksi. Yang terpenting pada masa ini adalah tujuan.
d.      Industri vs rendah diri (6 tahun sampai awal pubertas )
Melalui interaksi yang dibangun anak mulai belajar mengembangkan perasaan bangga terhadap kemampuan dan keberhasilan mereka. Anak yang mendapat dukungan dari orantua dalam membangun perasaan kompeten akan cenderung lebih percaya diri terhadap kemampuan yang dimilikinya, sebaliknya anak yang gagal dalam tahap ini akan merasa rendah diri dan ragu atas keberhasilannya. Pada usia ini, hal utama yang sangat penting adalah mengasah kemampuan.
e.      Identitas vs Kekaburan Peran. (masa pubertas sampai dewasa awal )
Anak memasuki tahap remaja dimana mereka dituntut untuk mencari jati diri. Pada masa ini, remaja mendapat banyak peran baru dan status baru baik sebagai anak, teman, pacar maupun anggota kelompok yang menuntut peran dalam waktu yang sama. Anak yang mampu melewati tahap ini akan mudah memahami jati dirinya sendiri sehingga terbentuk kepercayaan diri, begtipun sebaliknya anak yang gagal pada tahap ini akan mengalami kekaburan peran atau kesulitan untuk melakukan peran dalam waktu yang sama dikarenakan munculnya perasaan tidak aman dan bingung terhadap dirinya sendiri juga terhadap masa depannya.
f.        Keintiman vs Kebiasaan Dikucilkan ( 20 sampai 30 tahun)
Pada masa ini, seseorang mulai membangun hubungan yang dekat dan siap untuk berkomitmen. Biasanya seseorang akan lebih mudah membangun komitmen apabila terdapat hubungan yang dekat atau intim secara personal. Apabila tahap ini dilewati dengan baik maka akan menghasilkan keintiman, sebaliknya apabila seseorang agagal dalam tahap ini maka ia akan merasa terisolasi dari dunia luar dan sulit untuk membangun sebuah hubungan. Yang diutamakan pada masa ini adalah cinta.
g.       Bangkit vs Stagnan (usia 40-50 tahun )
Pada masa ini, biasanya seseorang akan lebih semangat untuk produktif dan mulai focus pada karir dan keluarga. Mereka yang bisa melewati tahap ini dengan baik akan merasa bangga dan selalu mencoba bangkit kembali ketika terjerat dalam masalah, sebaliknya mereka yang gagal akan merasa tidak produktif sehingga mereka berhenti pada titik dimana mereka merasa sulit untuk bangkit. Yang diutamakan pada masa ini dalah
h.      Integritas vs Keputusasaan ( 60 tahuan keatas )
Pada masa ini, biasanya seseorang sudah masuk dalam dunia pension dimana mereka akan memiliki aktivitas yang berbeda dari biasanya. Yang dilakukan pada masa ini adalah  mengenang apa yang mereka telah lakukan sebelumnya. Ketika seseorang berhasil melewati tahap ini maka akan mencerminkan keberhasilan yang ia raih dan pasrah terhadap apa yang belum ia raih sedangkan bagi mereka yang gagal dalam tahap ini akan merasa putus asa dan cerminan masa lalu yang mereka perlihatkan adalah cerminan kegagalan sehingga pada akhirnya mereka hanya bisa putus asa dan menyesalinya. Yang paling penting pada usia ini adalah kebijaksanaan.

2. Menurut Teori Perkembangan Kepribadian Sigmunt Freud :
Ada 3 bentuk atau struktur kepribadian menurut Freud yaitu :
·         Id
Id adalah sumber energy utama yang terdiri dari dorongan-dorongan biologis dasar dalam kehidupan manusia.Dorongan-dorongan dalam Id selalu ingin segera dipuaskan dan dalam pemuasannya Id selalu berusaha menghindari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan.
·         Ego
Ego adalah bagian eksekutif dari kepribadian.Ego berfungsi secara rasional dalam memenuhi dorongan-dorongan Id. Ego ini berfungsi untuk menyaring mana dorongan-dorongan Id yang pantas untuk dipuaskan berdasarkan kenyataan.
·         Super ego
Super ego adalah norma-norma yang ada pada masyarakat yang merupakan dasar penilaian apa yang benar dan yang salah. Super ego dan ego sama-sama mengarahkan dan mengatur tingkah laku manusia yang ingin memuaskan dorongan Id melalui aturan-aturan dalam masyarakat.

Contoh sederhana mengenai hubungan antara Id, ego dan Superego.
Ketika seseorang menghadiri sebuah pesta yang resmi kemudian ia melihat makanan yang dihidangkan di acara tersebut maka timbul keinginan untuk segera menyantap makanan itu. Hal ini disebut dorongan Id. Namun, ternyata pesta masih berlangsung dan belum memasuki acara santap bersama sehingga ia harus menahan keinginannya untuk segra menyantap makanan tersebut. Dalam hal ini, ego bekerja untuk menyaring dorongan-dorongan Id dengan menunda untuk dipuaskan karena memang belum sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Selanjutnya, seseorang tersebut sadar bahwa jika ia menyantap makanan yang telah disiapkan sebbelum waktunya maka ia dianggap tidak sopan dan hal ini bertentangan dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Lagipula akan menimbulkan perasaan malu terhadap orang lain yang melihatnya sehingga ia mengontrol dirinya untuk tidak menyantap makanan sebelum waktunya. Inilah yang dinamakan super ego. Jadi ego merupakan keinginan yang timbul dari dalam diri, kemudian ego akan menyaring apakah dorongan-dorongan id itu rasional dan bisa dilakukan, selanjutnya super ego akan menilai apakah dorngan id dan ego itu sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

Freud mengemukakan bahwa kepribadian seseorang juga berkembang karena dipengaruhi oleh psikoseksualnya. Tahapan perkembangan psikoseksual menurut freud antara lain :
1.       Fase Oral (awal kelahiran sampai 18 bulan )
Pada masa ini, puncak kepuasan terjadi pada daerah mulut.Dapat dilihat dari aktivitas bayi yang suka memasukkan benda-benda yang dipegangnya ke dalam mulut.Hal ini terjadi karena pada masa ini, sumber kenikmatan berada di daerah mulut.Banyak orang yang mengatakan bahwa perokok merupakan bukti orang yang pada masa bayi tidak mendapat kepuasan sehingga muncul di masa dewasa.
2.       Fase Anal ( usia 18 bulan sampai 3 tahun )
Pada masa ini, puncak kepuasan berada di daerah anus.Biasanya anak seusia ini harus mulai diajarkan mengenai toilet training. Anak biasa menahan untuk buang air besar karena merasa bahwa puncak kenikmatan berada pada anus sehingga apabila setelah mereka buang air besar maka kenikmatan itu akan hilang.
3.       Fase Phalik ( usia 3-6 tahun )
Pada masa ini, biasanya anak mengalami kedekatan yang begitu akrab dengan orang tua.Pada masa ini juga terjadi Oedipus complexes dan Electra Complexes.Oedipus complexes adalah keinginan untuk selalu dekat dengan ibu.Ibu dianggap sebagai partner hidup.Sedangkan Electra complexes adalah keinginan untuk selalu dekat dengan ayah. Pada usiaini, peran orang tua sangat diharapkan dalam memberi perhatian dan kasih saying karena pada masa ini biasanya anak akan menuntut keintiman yang erat antara anak dan orang tua.
4.       Fase Laten ( usia 6 tahun sampai masa pubertas )
Pada masa ini, perkembangan tubuh anak mengalami perlambatan. Tidak seperti pada usia sebelumnya, perkembangan tubuh anak akan meningkat pesat. Dapat dilihat secara nyata misalnya pada anak usia 6 tahun keatas mengenai peertumbuhan tinggi badan dan berat badan sepertinya lebih lambat dibandingkan usia 1-5 tahun.
5.       Fase Genital ( masa pubertas sampai dewasa)
Pada masa ini, seseorang akan mendapatkan kepuasan pada daerah sekitar kelamin dan alat-alat reproduksi. Hal ini terjadi karena organ-organ reproduksi mulai matang dan berfungsi dengan baik.


3. Apa yang dimaksud kepribadian yang sehat ??
Begitu banyak pendapat para ahli yang memiliki pandangan berbeda-beda mengenai kepribadian yang sehat.Dari pendapat para ahli saya menyimpulkan bahwa seseorang memiliki  kepribadian yang sehat ketika :
1.       mampu melewati tahapan-tahapan perkembangan kepribadian dengan baikj
2.        mampu membina hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya
3.       Mampu mengaktualisasikan diri dan mencapai kebahagiaan
4.       Mampu menerima realitas secara tepat, menerima diri dan orang lain apa adanya, secara bertindak secara alami, tidak dibuat- buat
5.       Memiliki integritas diri
6.       Mampu menentukan makna hidup
7.       Mampu mengalahkan kecemasan dalam hidupnya
Daftar Pustaka :
Schults, D.(1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-Model Kepribadian Sehat. Alih Bahasa : Yustinus.Yogya : Kanisius
Papalia, D,E., Sally Wendkos., Ruth Duskin Feldman .(2009). Human Development. United States : McGRAW-HILL
Prabowo, Hendro., Riyanti, B,P,D.(1998). Psikologi Umum 2. Jakarta : Gunadarma

Kesehatan Mental


1.    Konsep Sehat dan Dimensi-Dimensinya
Apa sih SEHAT itu??
Mungkin kebanyakan akan menjawab :
Sehat = tidak sakit
Sehat = kondisi tubuh fit dan bugar

Jawaban diatas mungkin merupakan jawaban yang paling sering kita dapatkan ketika kita bertanya tentang apa arti sehat. Banyak orang yang menganggap bahwa sehat adalah ketika kondisi tubuh kita normal tanpa mengalami penyakit. Banyak pula yang berpendapat bahwa sehat adalah ketika  semua organ-organ yang ada pada tubuh kita bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya. Tetapi apakah benar bahwa kondisi tubuh yang seperti itu merupakan konsep sehat??

Mari kita kupas setajam pisau dapur  :D :p

Sebenarnya, jawaban-jawaban seperti diatas merupakan arti dari sehat secara fisik. Konsep sehat bukan berarti sehat secara fisik saja tetapi sehat juga memiliki dimensi-dimensi. Dimensi-dimensi sehat antara lain sehat secara fisiologis (fisik/jasmani), sehat secara psikologis ( mental /jiwa), sehat secara aspek ekonomi, dan sehat secara social budaya.
1.        Sehat secara fisiologis (fisik/jasmani )
Sehat secara fisiologis adalah kondisi dimana tubuh kita normal, organ-organ yang ada pada tubuh berfungsi dengan baik dan tidak mengalami gangguan-gangguan atau keluhan-keluhan pada tubuh. Misalnya : berat badan seimbang, tidak terjangkit penyakit, badan segar dan fit.
2.       Sehat secara psikologis
Sehat secara psikologis menyangkut 3 komponen antara lain : kognitif, emosional dan spiritual.
·         Kognitif yang sehat biasanya dapat dilihat dari cara berpikir atau jalan pikiran seseorang. Setiap orang memiliki cara berpikir yang berbeda. Nah, seseorang yang memiliki kognitif yang sehat adalah orang-orang yang mampu menggunakan akal dan pikiran dengan baik dan seimbang, mampu berpikir secara rasional dan tentu saja mampu berpikir  positif. Contohnya : seseorang dapat berpikir dengan akal yang sehat, mampu memikirkan masalah dan jalan keluar yang terbaik, mampu berpikir apa yang terbaik bagi dirnya.
·         Emosional yang sehat dapat dilihat dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan perasaannya. Kebanyakan orang cenderung mengartikan komponen emosional = marah. Padahal, emosional merupakan cara kita mengungkapkan perasaan baik itu senang,sedih,marah,bahagia,takut,bangga,kuatir dan sebagainya yang kita tampilkan melalui perilaku maupun sikap kita. Misalnya : mampu mengekspresikan perasaannya, mampu menjaga kestabilan emosianal.
·         Spiritual yang sehat dapat dilihat dari cara kita mengekspresikan syukur, pujian, kepercayaan terhadap sesuatu yang berada diluar alam misalnya kepada Sang Pencipta. Sama seperti ketika kita menjalankan ibadah-ibadah dan aturan-aturan yang sesuai dengan kepercayaan kita. Misalnya : memiliki kepercayaan dan mampu menjalani kehidupan rohaninya dengan baik.
3.       Sehat secara social budaya
Sehat secara social dapat dilihat dari kemampuan seseorang untuk membangun relasi atau hubungan yang baik, mampu berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, mampu menyesuaikan diri atau membawa diri dalam lingkungan. Misalnya : seseorang mampu bergaul dengan baik dengan orang disekitar, selalu membangun hubungan yang haromis bukan malah menjadi pengacau atau pembuat keonaran dalam suatu lingkungan.

Nah, jadi apa kesimpulannya sekarang??
Sehat itu adalah keadaan dimana kondisi fisik,psikis dan social budaya seseorang berjalan normal dan tidak terdapat gangguan-gangguan didalamnya. Kalau dipikir-pikir, seandainya saja hidup semua orang yang ada di dunia ini sehat, betapa tentramnya hidup kita. Sayangnya, ini hanya angan-angan belaka karena pada kenyataannya sehat belum menjadi bagian dari hidup semua orang di dunia ini. Mungkin ada yang sehat secara fisik namun secara psikologis tidak, begitupun sebaliknya ada juga yang sehat secara sosiial tapi secara fisiknya tidak.
Jadi, ketika kita diberi pertanyaan seperti pertanyaan di awal tadi maka saya pribadi tentu saja akan menjawab dengan lantang  dan semangat bagaikan semangat mahasiswa yang sedang mengadakan orasi menuntut penolakan kenaikan BBM di bundaran HI dan di depan istana (lebayyyy deh ahh ;p ) Sehat adalah kondisi dimana fisik,psikis dan social budaya seseorang berjalan normal  dan setiap aspek-aspek penyokongnya berfungsi dengan baik.





2.     Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Kapan sih Kesehatan Mental mulai dikenal?? Siapa pencetusnya??bagaimana prosesnya sampai kesehatan mental bisa menjadi popular bahkan telah menjadi salah satu mata kuliah program studi psikologi??
Okelah kalo begitu, mari kita bahas pertanyaan-pertanyaan diatas, kalau perlu kita kupas setajam golok hahhahahhahaaaaa..


a.       Zaman Prasejarah
Sebenarnya, kesehatan mental sudah dikenal sejak lama. Orang yang hidup di zaman prasejarah menganggap bahwa penyakit fisik dan penyakit mental merupakan penyakit yang penyebabnya sama. . Pada zaman prasejarah, orang-orang yang berbicara tidak karuan maka dianggap orang gila dan ini merupakan akibat dari roh jahat, halilintar dan mantera dari musuh. Jadi, sakit mata dan penyakit gila penyebabnya sama, bukan kondisi tubuh yang lemah serta kondisi psikis yang tidak stabil melainkan karena roh jahat, halilintar dan mantera-mantera musuh. Cara penyembahannya pun sama dan sangat tradisional seperti menjilat, mengisap, menggososok,membalut biasa juga dengan sihir, mantera-mantera atau obat keras namun mereka yang sakit masih tetap diperlakukan secara manusiawi walaupun ada pula yang memperlakukan seperti orang-orang terbuang  dengan mengasingkan di gua bahkan dibunuh karena dianggap meresahkan masyarakat.

b.      Peradaban Awal
Pada masa ini, orang-orang yang sakit mental dirawat oleh imam-imam dan tukang sihir.  Peradaban-peradaban awal ini  terjadi seperti di Mesopotamia, Mesir, Yahudi, Persia, Cina, India serta Timur jauh, Afrika, Yunani.

1.       Di Babilonia dan Ninive ( Mesopotamia)
Penyakit mental dihubungkan dengan setan-setan dan cara penyembuhannya dengan upacara-upacara magis agar setan keluar dari tubuh orang yang sakit mental.
2.       Di Mesir
Penyakit mental disembuhkan dengan terapi yang berupa rekreassi dan pekerjaan serta ada semacam psikoterapi untuk mengobati penyakit mental ( wow, hebat ya, mereka sudah bisa melakukan terapi pada pasien penyakit mental padahal mereka kan belum ngambil profesi psikologi klinis,hahhhha ngacooo )
3.       Di Yahudi
Penyakit mental diartikan sebagai hukuman dati Allah dan perawatannya hanya dengan cara bertobat. Mereka mempercayai bahwa Allah adalah sumber segala kehidupan termasuk kesehatan.
4.       Di Persia
Penyakit mental disebabkan oleh setan-setan dan penyembuhannya dengan cara-cara yang bersifat magis dan keagamaan.
5.       Di Cina, India serta Timur jauh
Penyakit mental di Cina dianggap sebagai penyakit yang muncul karena gangguan proses alam atau ketidakseimbangan antara Yin dan Yang oleh sebab itu pengobatannya dengan ramuan, akupuntur dan obat-obat tradisional. Sama seperti orang Hindu, mereka juga mempercayai bahwa penyakit mental muncul karena ketidakseimbangan antara Vahnu dan Shiva.Psikoterapi yang digunakan adalahberpaling kepada diri bathinia dan menarik diri dari dunia luar. Orang-orang di Timur jauh melakukan pengobatan penyakit mental dengan cara upacara keagamaan, upacara magis, obat-obatan dan terapi-terapi berupa rekreasi dan bekerja dan hiburan.
6.       Di Afrika
Penyakit mental disebabkan oleh musuh-musu, roh jahat, serta nenek moyang yang marah. Pengobatannya dengan cara upacara-upacara penyembuhan, ramuan-ramuan serta terapi seperti menari, music.
7.       Di Yunani
Di Yunani, ilmu kedokteran yang menangani penyakit mental dipisahkan dengan agama. Penyakit mental disebabkan oleh roh jahat, mantera dan sihir. Pengobatannya dengan cara memberi obat-obatan, mantera , ramuan dan sari buah-buahan.  Beberapa ahli dari Yunani yang terkenal di bidang kesehatan mental antara lain :
§  Phytagoras (500 SM) à penyakit mental disebabkan oleh gangguan pada otak
§  Hippokrates (460-377 SM) à penyakit mental terjadi secara natural bukan supranatural
§  Plato (429-347 SM ) à Penyakit mental merupakan bagian dari gangguan moral, fisik dan gangguan dewa-dewa.
§  Aristoteles (384-322 SM) à penyakit mental terjadi karena fisik.
c.       Abad Pertengahan
Setelah peradaban Yunani-Romawi hancur maka pengobatan penyakit mental dilakukan dengan cara exorcisme atau mantera-mantera. Penyakit mental yang popular saat itu di Eropa adalah dancing mania dan di Itali disebut tarantisme yaitu orang-orang menari secara liar sampai tenaganya habis.



d.      Masa Ilmiah
Di Eropa mulai berkembang ilmu pengetahuan alam. Beers dalam bukunya “a Mind That Found Itselft” menyatakan bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan dapat disembuhkan. Oleh sebab itu, Adolf Meyer menyarankan agar kesehatan mental dipopulerkan sebagai 1 gerakan kemanusiaan yang baru. Pada tahun 1908, terbentuk organisasi Connectitude Society for  Mental Hygiene dan tahun 1909 didirikan The National Committee for Mental Hygiene. Dan sampai pada saat ini kesehatan mental menjadi popular dan dijadikan sebagai mata kuliah dalam psikologi.

Daftar Pustaka :

Moeljono Notosoerdidrjo.(2002). Kesehatan Mental;Konsep dan Penerapan, Malang : Universitas Muhammadiyah Malang hal 14
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1, Yogyakarta : Kanisius