1. Konsep Sehat dan Dimensi-Dimensinya
Apa sih SEHAT itu??
Mungkin kebanyakan akan menjawab :
Mungkin kebanyakan akan menjawab :
Sehat = tidak sakit
Sehat = kondisi tubuh fit dan bugar
Jawaban diatas mungkin merupakan jawaban yang paling sering kita dapatkan ketika kita bertanya tentang apa arti sehat. Banyak orang yang menganggap bahwa sehat adalah ketika kondisi tubuh kita normal tanpa mengalami penyakit. Banyak pula yang berpendapat bahwa sehat adalah ketika semua organ-organ yang ada pada tubuh kita bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya. Tetapi apakah benar bahwa kondisi tubuh yang seperti itu merupakan konsep sehat??
Mari kita kupas setajam pisau dapur :D :p
Sebenarnya, jawaban-jawaban seperti diatas merupakan arti dari sehat secara fisik. Konsep sehat bukan berarti sehat secara fisik saja tetapi sehat juga memiliki dimensi-dimensi. Dimensi-dimensi sehat antara lain sehat secara fisiologis (fisik/jasmani), sehat secara psikologis ( mental /jiwa), sehat secara aspek ekonomi, dan sehat secara social budaya.
1. Sehat secara fisiologis (fisik/jasmani )
Sehat secara fisiologis adalah kondisi dimana tubuh kita normal, organ-organ yang ada pada tubuh berfungsi dengan baik dan tidak mengalami gangguan-gangguan atau keluhan-keluhan pada tubuh. Misalnya : berat badan seimbang, tidak terjangkit penyakit, badan segar dan fit.
2. Sehat secara psikologis
Sehat secara psikologis menyangkut 3 komponen antara lain : kognitif, emosional dan spiritual.
· Kognitif yang sehat biasanya dapat dilihat dari cara berpikir atau jalan pikiran seseorang. Setiap orang memiliki cara berpikir yang berbeda. Nah, seseorang yang memiliki kognitif yang sehat adalah orang-orang yang mampu menggunakan akal dan pikiran dengan baik dan seimbang, mampu berpikir secara rasional dan tentu saja mampu berpikir positif. Contohnya : seseorang dapat berpikir dengan akal yang sehat, mampu memikirkan masalah dan jalan keluar yang terbaik, mampu berpikir apa yang terbaik bagi dirnya.
· Emosional yang sehat dapat dilihat dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan perasaannya. Kebanyakan orang cenderung mengartikan komponen emosional = marah. Padahal, emosional merupakan cara kita mengungkapkan perasaan baik itu senang,sedih,marah,bahagia,takut,bangga,kuatir dan sebagainya yang kita tampilkan melalui perilaku maupun sikap kita. Misalnya : mampu mengekspresikan perasaannya, mampu menjaga kestabilan emosianal.
· Spiritual yang sehat dapat dilihat dari cara kita mengekspresikan syukur, pujian, kepercayaan terhadap sesuatu yang berada diluar alam misalnya kepada Sang Pencipta. Sama seperti ketika kita menjalankan ibadah-ibadah dan aturan-aturan yang sesuai dengan kepercayaan kita. Misalnya : memiliki kepercayaan dan mampu menjalani kehidupan rohaninya dengan baik.
3. Sehat secara social budaya
Sehat secara social dapat dilihat dari kemampuan seseorang untuk membangun relasi atau hubungan yang baik, mampu berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya, mampu menyesuaikan diri atau membawa diri dalam lingkungan. Misalnya : seseorang mampu bergaul dengan baik dengan orang disekitar, selalu membangun hubungan yang haromis bukan malah menjadi pengacau atau pembuat keonaran dalam suatu lingkungan.
Nah, jadi apa kesimpulannya sekarang??
Sehat itu adalah keadaan dimana kondisi fisik,psikis dan social budaya seseorang berjalan normal dan tidak terdapat gangguan-gangguan didalamnya. Kalau dipikir-pikir, seandainya saja hidup semua orang yang ada di dunia ini sehat, betapa tentramnya hidup kita. Sayangnya, ini hanya angan-angan belaka karena pada kenyataannya sehat belum menjadi bagian dari hidup semua orang di dunia ini. Mungkin ada yang sehat secara fisik namun secara psikologis tidak, begitupun sebaliknya ada juga yang sehat secara sosiial tapi secara fisiknya tidak.
Jadi, ketika kita diberi pertanyaan seperti pertanyaan di awal tadi maka saya pribadi tentu saja akan menjawab dengan lantang dan semangat bagaikan semangat mahasiswa yang sedang mengadakan orasi menuntut penolakan kenaikan BBM di bundaran HI dan di depan istana (lebayyyy deh ahh ;p ) Sehat adalah kondisi dimana fisik,psikis dan social budaya seseorang berjalan normal dan setiap aspek-aspek penyokongnya berfungsi dengan baik.
2. Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Kapan sih Kesehatan Mental mulai dikenal?? Siapa pencetusnya??bagaimana prosesnya sampai kesehatan mental bisa menjadi popular bahkan telah menjadi salah satu mata kuliah program studi psikologi??
Okelah kalo begitu, mari kita bahas pertanyaan-pertanyaan diatas, kalau perlu kita kupas setajam golok hahhahahhahaaaaa..
a. Zaman Prasejarah
Sebenarnya, kesehatan mental sudah dikenal sejak lama. Orang yang hidup di zaman prasejarah menganggap bahwa penyakit fisik dan penyakit mental merupakan penyakit yang penyebabnya sama. . Pada zaman prasejarah, orang-orang yang berbicara tidak karuan maka dianggap orang gila dan ini merupakan akibat dari roh jahat, halilintar dan mantera dari musuh. Jadi, sakit mata dan penyakit gila penyebabnya sama, bukan kondisi tubuh yang lemah serta kondisi psikis yang tidak stabil melainkan karena roh jahat, halilintar dan mantera-mantera musuh. Cara penyembahannya pun sama dan sangat tradisional seperti menjilat, mengisap, menggososok,membalut biasa juga dengan sihir, mantera-mantera atau obat keras namun mereka yang sakit masih tetap diperlakukan secara manusiawi walaupun ada pula yang memperlakukan seperti orang-orang terbuang dengan mengasingkan di gua bahkan dibunuh karena dianggap meresahkan masyarakat.
b. Peradaban Awal
Pada masa ini, orang-orang yang sakit mental dirawat oleh imam-imam dan tukang sihir. Peradaban-peradaban awal ini terjadi seperti di Mesopotamia, Mesir, Yahudi, Persia, Cina, India serta Timur jauh, Afrika, Yunani.
1. Di Babilonia dan Ninive ( Mesopotamia)
Penyakit mental dihubungkan dengan setan-setan dan cara penyembuhannya dengan upacara-upacara magis agar setan keluar dari tubuh orang yang sakit mental.
2. Di Mesir
Penyakit mental disembuhkan dengan terapi yang berupa rekreassi dan pekerjaan serta ada semacam psikoterapi untuk mengobati penyakit mental ( wow, hebat ya, mereka sudah bisa melakukan terapi pada pasien penyakit mental padahal mereka kan belum ngambil profesi psikologi klinis,hahhhha ngacooo )
3. Di Yahudi
Penyakit mental diartikan sebagai hukuman dati Allah dan perawatannya hanya dengan cara bertobat. Mereka mempercayai bahwa Allah adalah sumber segala kehidupan termasuk kesehatan.
4. Di Persia
Penyakit mental disebabkan oleh setan-setan dan penyembuhannya dengan cara-cara yang bersifat magis dan keagamaan.
5. Di Cina, India serta Timur jauh
Penyakit mental di Cina dianggap sebagai penyakit yang muncul karena gangguan proses alam atau ketidakseimbangan antara Yin dan Yang oleh sebab itu pengobatannya dengan ramuan, akupuntur dan obat-obat tradisional. Sama seperti orang Hindu, mereka juga mempercayai bahwa penyakit mental muncul karena ketidakseimbangan antara Vahnu dan Shiva.Psikoterapi yang digunakan adalahberpaling kepada diri bathinia dan menarik diri dari dunia luar. Orang-orang di Timur jauh melakukan pengobatan penyakit mental dengan cara upacara keagamaan, upacara magis, obat-obatan dan terapi-terapi berupa rekreasi dan bekerja dan hiburan.
6. Di Afrika
Penyakit mental disebabkan oleh musuh-musu, roh jahat, serta nenek moyang yang marah. Pengobatannya dengan cara upacara-upacara penyembuhan, ramuan-ramuan serta terapi seperti menari, music.
7. Di Yunani
Di Yunani, ilmu kedokteran yang menangani penyakit mental dipisahkan dengan agama. Penyakit mental disebabkan oleh roh jahat, mantera dan sihir. Pengobatannya dengan cara memberi obat-obatan, mantera , ramuan dan sari buah-buahan. Beberapa ahli dari Yunani yang terkenal di bidang kesehatan mental antara lain :
§ Phytagoras (500 SM) à penyakit mental disebabkan oleh gangguan pada otak
§ Hippokrates (460-377 SM) à penyakit mental terjadi secara natural bukan supranatural
§ Plato (429-347 SM ) à Penyakit mental merupakan bagian dari gangguan moral, fisik dan gangguan dewa-dewa.
§ Aristoteles (384-322 SM) à penyakit mental terjadi karena fisik.
c. Abad Pertengahan
Setelah peradaban Yunani-Romawi hancur maka pengobatan penyakit mental dilakukan dengan cara exorcisme atau mantera-mantera. Penyakit mental yang popular saat itu di Eropa adalah dancing mania dan di Itali disebut tarantisme yaitu orang-orang menari secara liar sampai tenaganya habis.
d. Masa Ilmiah
Di Eropa mulai berkembang ilmu pengetahuan alam. Beers dalam bukunya “a Mind That Found Itselft” menyatakan bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan dapat disembuhkan. Oleh sebab itu, Adolf Meyer menyarankan agar kesehatan mental dipopulerkan sebagai 1 gerakan kemanusiaan yang baru. Pada tahun 1908, terbentuk organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene dan tahun 1909 didirikan The National Committee for Mental Hygiene. Dan sampai pada saat ini kesehatan mental menjadi popular dan dijadikan sebagai mata kuliah dalam psikologi.
Daftar Pustaka :
Moeljono Notosoerdidrjo.(2002). Kesehatan Mental;Konsep dan Penerapan, Malang : Universitas Muhammadiyah Malang hal 14
Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1, Yogyakarta : Kanisius
wah informasinya sangat atraktif
BalasHapuspertanyaan sy bisa terjawab melalui informasi yang ada di blog anda
trimakasihh .....