Jumat, 11 Oktober 2013

Arsitektur Komputer dan Struktur Kognisi Manusia

A. Pengertian Arsitektur Komputer
Berbicara mengenai arsitektur mungkin yang akan terlitas dalam benak kita adalah sebuah rancangan bangunan atau sebuah konstruksi bangunan. Yah, memang pengertian arsitek itu sendiri ialah perancangan. Lalu jika dikaitkan dengan komputer, apakah yang dimaksud dengan arsitektur komputer?  Jawaban yang paling simple adalah tentu saja perancangan suatu komputer. Maksudnya disini adalah perancangan komponen-komponen komputer sehingga menjadi sebuah sistem kesatuan yang dapat dioperasikan. Walaupun secara keseluruhan, pada umumnya komponen dari komputer itu sama, namun ada juga yang bisa ditambah dan dimodifikasi sehingga terbentuklah sebuah sistem yang berbeda dari biasanya yang mungkin lebih baik dari standar sebelumnya. Oleh karena itu, pengertian yang mungkin cocok mengenai  arsitektur komputer adalah bentuk desain dan konstruksi komponen-komponen komputer yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu sistem komputer.




B. Struktur Kognisi Manusia
Kognisi berasal dari bahasa latin yaitu cognoscere yang artinya mengetahui. Secara jelas, kognisi diartikan sebagai proses yang dilakuakan untuk memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Struktur kognitif manusia merupakan bagian atau komponen yang terstruktur dalam otak manusia yang memberi pengetahuan sistem, skema, adaptasi, asimilasi serta akomodasi dalam membentuk kematangan dan pengalaman otak. Struktur kognitif manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan sistematis sehingga arah dan tujuannya jelas. Adapun fungsi-fungsi kognisi manusia antara lain :
Atensi dan kesadaran
Atensi adalah pemrosesan secara sadar sejumlah informasi dari informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan proses kognitif lainnya. Atensi terbgai  menjadi atensi terpilih dan atensi terbagi. Kesadaran meliputi perasaan sadar maupun hal yang disadari yang mungkin merupakan fokus dari atensi.

2.       Persepsi
Persepsi adalah rangkaian proses pada saat mengenali, mengatur dan memahami sensasi dari pnca indera yang diterima dari rangsang lingkungan.

3.       Ingatan
Ingatan adalah saat manusia mempertahankan dan menggambarkan pengalaman masa lalunya dan menggunakan hal tersebut sebagai sumber informasi saat ini. Proses mengingat adalah menyimpan suatu informasi, mempertahankan dan memanggil kembali informasi tersebut.

4.       Bahasa
Bahasa menggunakan pemahaman terhadap kombinasi kata dengan tujuan untuk berkomunikasi. Adanya bahasa membantu manusia untuk berkomunikasi dan menggunakan simbol untuk berpikir hal-hal yang abstrak.

5.       Pemecahan masalah dan kreativitas
Merupakan upaya untuk mengatasi hambatan yang menghalangi diselesaikannya suatu malasah atau tugas

Adapun beberapa aspek yang mempengaruhi struktur kognitif, antara lain yaitu:
1.      Berdasarkan kedewasaan dan perkembangan individu.
2.      Sifat belajar yang lebih bermakna dari pengalaman yang terintegrasi.
3.      Ketepatan dalam mentransformasi informasi stimulus dan pengalaman melalui fungsi kognisinya.



C. Kaitan Antara Struktur Manusia dan Arsitektur Komputer
Komputer merupakan hasil karya proses kognitif manusia. Kemampuan manusia untuk memiliki ide, merangkaikan setiap komponen serta mengorganisasikannya sehingga menjadi suatu sistem komputer merupakan contoh nyata dari proses kognisi manusia.
Di zaman serba modern saat ini, hampir semua bidang menggunakan teknologi berbasis komputer. Temtu hal ini juga membawa pengaruh bagi manusia di dalam menunjang setiap pekerjaan dan aktivitasnya. Kehadiran komputer dapat mempermudah pekerjaan sehingga lebih efisien waktu dan tenaga. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara komputer dan manusia yang sangat menguntungkan. Manusia merakit dan merancang sebuah komputer menggunakan proses berpikir dan belajar, sementara itu, komputer sebagai hasil karya manusia tersebut sangat membantu manusia dalam melaksanakan setiap pekerjaan. 

Kelebihan arsitektur komputer dibandingkan struktur kognisi manusia
1.    Penyimpanan atau memori pada komputer lebih akurat karena berapa lama pun data tersebut disimpan dalam memori komputer maka tidak akan berubah dan akan tetap seperti itu. Sedangkan jika dibandingkan dengan struktur kognisi manusia maka kognisi manusia bisa saja mengalami error seperti kelupaan dan error dalam mengingat kembali.
2.    Komputer dapat melakukan recall secara sempurna
3.    Multi user, sehingga dapat diguanakan banyak pengguna dalam satu waktu
4.    Dapat membuka beberapa aplikasi dalam satu waktu.
Kelemahan arsitektur komputer dibanding struktur kognitif manusia
1.    Memori atau penyimpanan terbatas
2.    Membutuhkan daya listrik yang cukup besar
3.    Berukuran besar sehingga membutuhkan ruangan yang  besar pula

Analisis : komputer bisa saja dikatakan sebagai imitasi atau hasil copy dari kognisi manusia. Jika di dalam pemrosesan informasi manusia kita mengenal adanya input-storage/process-output maka demikian juga kita mengenal ketiga struktur tersebut dalam komputer. Informasi yang telah disimpan di storage pun bisa dipanggil kembali. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa penyimpanan pada komputer memang lebih baik dari penyimpanan manusia tetap kognisi manusia mampu bekerja lebih baik dibanding dengan komputer. Contohnya saja, dai proses kognisi manusia dapat menciptakan suatu komputer itu mrupakan hal yang luar biasa. Komputer sebagai hasil karya manusia memberi banyak manfaat bagi manusia salah satunya yaitu mempermudah manusia dalam  melakukan pekerjaan sehingga dapat dikatakan bahwa antara arsitektur komputer dan kognisi manusia selalu berhubungan


sumber :
Solso, R., Maclin,O., K. (2007). Psikologi Kognitif edisi ke delapan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
 file.upi.edu/…/FIP/…/Draft_Psikologi_Kognitif_Pertemuan_1-14.pdf

Sistem Informasi Psikologi


A. Pengertian Informasi
Sebelum membahas lebih jauh mengenai apa itu sistem informasi psikologi, maka akan dibahas terlebih dahulu mengenai pengertian dari informasi itu sendiri.
Menurut George R. Terry, Ph.D informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna. Sementara itu, Anton Moeliono mendefinisikan informasi sebagai penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita. Disisi lain, Hendi Haryadi (2009) mengemukakan bahwa informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya, yang menggambarkan kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data, kabar, berita, keterangan maupun pemberitahuan yang diterima kemudian diolah sehingga memberikan pengetahuan yang berguna.
Di dalam kehidupan kita tentu banyak informasi yang kita terima baik itu secara langsung maupun melalui media. Informasi tersebut diolah dan diproses sehingga menjadi bermakna. Proses mengolah dan memproses informasi yang kita terima tentu membutuhkan sistem. Sistem adalah kumpulan komponen dimana masing-masing komponen memiliki fungsi yang saling berinteraksi dan saling bergantung serta memiliki satu kesatuan yang utuh untuk bekerja mencapai tujuan tertentu (Nuraida, 2008). Informasi yang kita terima akan diolah oleh sistem sehingga mengahasilkan suatu hal atau pengetahuan yang bermakna dan berguna. Pengetahuan yang diterima tersebut merupakan hasil dari proses sistem informasi. Hal ini sejalan dengan pengertian sistem informasi yang dikemukakan oleh Irene Joos, dkk (2009) bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang memiliki tujuan sendiri untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan system input/proses/output.
Contoh yang paling gampang dalam kehidupan kita sehari-hari ialah ketika kita mendapatkan informasi dari orang lain maka sistem yang ada dalam otak kita memproses informasi tersebut sehingga informasi tersebut dapat menjadi pengetahuan yang bermakna.
Analisa : Dari pengertian informasi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi dapat berinteraksi dengan sistem karena informasi tersebut diolah melalui suatu sistem. Sistem mengolah informasi yang kita terima kemudian diproses sehingga mengahsilkan suatu hal yang berguna. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem informasi selalu mengenal adanya input, proses dan output.



B. Pengertian Sistem Informasi Psikologi 
Istilah sistem informasi tentu lebih sering kita dengar di dalam hal-hal yang berhubungan dengan komputer dan teknologi. Mungkin banyak orang yang akan bertanya bahwa apakah sistem informasi juga digunakan dan berguna bagi bidang study psikologi mengingat psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia? Mungkin yang ada dalam benak kita adalah, bagaimana mungkin suatu sistem memberikan informasi mengenai perilaku manusia karena perilaku bukanlah hal yang dapat dihitung seperti matematika. Perilaku bukanlah sebuah program yang dapat dibuat sendiri dan dijalankan sendiri seperti halnya dalam bidang study ilmu komputer.
Jawaban dari semua pertanyaan diatas adalah tentu saja sistem informasi juga dibutuhkan dalam psikologi. Contoh yang paling real ialah adanya sistem yang digunakan untuk memberi dan menghitung hasil tes psikologi, melakukan asesmen, konsultasi virtual, dsb. Meskipun, di dalam penerapannya tidak secara langsung sistem informasi tersebut memberikan hasil mengenai perilaku seseorang, namun dari hasil tersebut dapat diperoleh gambaran mengenai diri seseorang baik itu dalam angka yang nantinya akan diinterpretasikan lagi oleh para psikolog.Contohnya, di sebuah perusahaan sedang melakukan perekrutan karyawan baru.  HRD memberikan tes psikologi bagi 20 pelamar yaitu tes Pauli. Untuk melakukan skoring pada tes pauli sebanyak 20 orang secara manual tentu membutuhkan waktu yang cukup lama. HRD tersebut menggunakan sebuah sistem berupa psikoset yakni menginput data ke dalam suatu sistem skoring pauli sehingga data di proses oleh sistem dan menghasilkan output berupa informasi hasil tes para pelamar berupa jumlah kesalahan, jumlah benar, total angka yang dihitung, pembetulan, dsb. Hasil itulah yang akan diinterpretasi oleh psikolog yang nantinya akan menjadi suatu acuan dan gambaran mengenai kondisi diri para pelamar.

Analisis :

Sistem informasi tentu juga bermanfaat bagi ilmu psikologi. Penerapan sistem informasi dalam idang study psikologi sudah banyak dilakukan dan tentu membawa manfaat bagi para psikolog. Selain membantu para psikolog untuk lebih mudah melakukan pekerjaan, sistem informasi juga memungkinkan para psikolog dan ilmuwan psikologi untuk berkerja secara cepat. Meskipun demikian, psikologi secara penuh menerapkan sistem informasi dalam mengolah informasi karena pada dasarnya tidak semua hal-hal yang berkaitan dengan psikologi dapat diolah menggunakan sistem. Hasil dari sistem informasi harus tetap diolah juga oleh para psikolog. 





sumber :
Joos, I. Dkk. (2009). Belajar Cepat Komputer: Panduan untuk Profesi Kesehatan (ed.3). Jakarta: EGC. (Google Book)

Minggu, 17 Maret 2013

PSYCHOTHERAPY


Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan.
Menurut Wohlberg, psikoterapi adalah pengobatan dengan cara psikologis dari masalah yang bersifat emosional di mana seseorang terlatih sengaja membangun hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan:
1.      Menghapus, mengubah atau menghambat gejala
2.      Yang terganggu pola mediasi perilaku
3.      Meningkatkan pertumbuhan kepribadian yang positif dan pengembangan.
Sedangkan menurut Corsini, psikoterapi adalah Proses interaksi formal 2 pihak (2 orang/lebih), bertujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distres) pada salah 1 pihak karena tidak berfungsinya / ketidakmampuan pada fungsi kognitif, afeksi atau perilaku, dengan terapis berusaha mengembangkan memelihara atau mengubahnya dengan menggunakan metode2 sesuai pengetahuan & skill, serta bersifat profesional & legal. Psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku.. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.Orang yang melakukan psikoterapi disebut Psikoterapis (Psychotherapist). Seorang psikoterapis bisa dari kalangan dokter, psikolog atau orang dari latar belakang apa saja yang mendalami ilmu psikologi dan mampu melakukan psikoterapi.
Psikoterapi merupakan proses interaksi formal antara dua pihak atau lebih, yaitu antara klien dengan psikoterapis yang bertujuan memperbaiki keadaan yang dikeluhkan klien. Menurut Corey (2009) psikoterapi perlu mempertimbangkan tiga karakteristik dari sebuah terapi yang meliputi:
  1. Proses, yang melibatkan interaksi dua pihak formal,profesional,legal,etis.
  2. Tujuan terapi, yakni perubahan kondisi psikologis individu menjadi pribadi yang positif
  3. Tindakan terapi, yang berdasarkan ilmu (teori), teknik, dan kemampuan yang formal

Tujuan Psikoterapi
            Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan psikologis. Tujuan psikoterapi antara lain:
  1. Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
  2. Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
  3. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
  4. Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
  5. Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
  6. Mengembangkan potensi klien.
  7. Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
  8. Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
  9. Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
  10. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
  11. Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
  12. Membantu penyembuhan penyakit fisik.
  13. Meningkatkan kesadaran diri.
  14. Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
  15. Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.

Unsur Psikoterapi
Masserman (dalam Mujib, 2002) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
1.      Peran sosial (martabat)
2.      Hubungan psikoterapeutik
Seorang terapis mendengarkan dengan penuh perhatian. Kemudian terapis menyampaikan pemahamannya terhadap klien atau bertindak untuk menghilangkan penderitaan klien pada saat yang tepat.
3.      Psikoterapi sebagai kesempatan untuk belajar kembali
Menurut Korchin kepercayaan terhadap tindakan terapis sangat dibutuhkan agar menghasilkan kondisi-kondisi untuk belajar kembali. Seorang klien member kepercayaan bersama dengan ketidakpuasan dan keinginan untuk berubah
4.      Motivasi, kepercayaan dan harapan
Kepercayaan merupakan hal yang penting dalam psikoterapi. Klien mengetahui bahwa dirinya dapat mepercayai otoritas terapis. Dan dirinya akan diperlakukan dengan penuh hormat, oleh karena itu klien dapat mengungkapkan pikirannya secara terbuka tanpa adanya penolakan. Sedangkan harapan dan ketakutan dapat sesekali menyelimuti klien ketika hendak melakukan psikoterapi.
5.      Hak
6.      Retrospeksi
7.      Reduksi
8.      Rehabilitasi

Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Brammer dan Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
1.      Konseling ditandai dengan adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present time dan short time”
2.      Sedangkan psikoterapi oleh : “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe emotional problems and long term”

Menurut Pallone dan Patterson (1977) mengemukakan perbedaan konseling dan psikoterapi sebagai berikut :
KONSELING untuk :
PSIKOTERAPI untuk :
Klien
Pasien
Masalah yang kurang serius
Gangguan yang serius
Masalah : jabatan, pendidikan
Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
Berhubungan dengan pencegahan
Berhubungan dengan penyembuhan
Lingkungan pendidikan dan nonmedis
Lingkungan medis
Berhubungan dengan kesadaran
Berhubungan dengan ketidaksadaran
Metode pendidikan
Metode penyembuhan

Pendekatan Psikoterapi terhadap Mental Illness
1.      Pendekatan Psikoanalisa :  banyak menekankan faktor ketidaksadaran dan berlandaskan pada pengaruh aspek biologis manusia
2.      Pendekatan Behavioristik : menekankan proses berpikir rasional dalam terapi. pendekatan ini memandang manusia dari sudut perilaku yang tampak yang bisa diobservasi dan dikuantifikasi
3.      Pendekatan Humanistik : sangat mementingkan nilai-nilai kemanusiaan pada diri seseorang.
4.      Gestalt : sebagian besar merupakan terapi eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.

Bentuk Utama Terapi
1.      Teknik Terapi Psikoanalisa
Menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id.
2.      Teknik Terapi Perilaku
Terapi yang menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu. Antara lain desentisisasi,flooding,penguatan sistematis,pemodelan, dan regulasi diri yang melibatkan pemantauan dan pengamatan perilaku diri sendiri.
3.      Teknik Terapi Kognitif
Adalah fokus pada kemampuan pasien untuk mengembangkan cara berpikir melalui cognitive style. Tujuannya adalah mengajarkan pada pasien bagaimana menerapkan pola pikir dan perilaku tepat,sehingga dapat membantu mereka membuang pemikiran yang menyimpang atau maladaptif.
4.      Teknik Terapi Humanistik
Membantu individu menyadari diri yang sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal. Terapi ini percaya bahwa karakteristik terapi yang penting untuk kemajuan dan eksplorasi diri klien yaitu empati, kehangatan,ketulusan.
5.      Teknik Terapi Integratif
Memilih dari berbagai teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik tunggal. Selain itu terapi ini merupakan suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental orang keseluruhan.
6.      Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi yang memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa.Sedangkan terapi keluarga adalah terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri atau hubungan orangtua anak untuk menangani masalahnya.

Sumber :
Corey, Gerald (2009). Konseling dan Psikoterapi. PT Refika Aditama 
Gunarsa, S.D,dkk. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Maulany, R.F. (1997). Buku Saku Psikiatri: Residen Bagian Psikiatri UCLA.
Wikipedia.id