Kamis, 26 April 2012

Pekerjaan dan Waktu


Penyesuaian diri merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk mencapai kesuksesan seperti dalam dunia kerja. Namun sayangnya, tidak semua orang mampu menyesuaikan dirinya dengan baik dalam dunia pekerjaan. Padahal, hal pertama yang harus diingat dan dilakukan saat memasuki dunia kerja adalah mampu untuk menyesuaikan diri, mampu membangun kerja sama antar rekan kerja, mampu membawakan diri dalam situasi pekerjaan dan mampu bersosialisasi dengan baik antar rekan kerja. Apalah artinya kita memiliki kecerdasan yang luar biasa, kemampuan untuk bekerja dengan luar biasa apabila kita tidak mampu berbaur dan membawa diri dalam situasi dunia kerja kita. Karena, ketika kita hanya mengandalkan kecerdasan dan kemampuan kita tanpa mau membangun sosialisasi yang baik dengan rekan kerja maka semuanya akan sia-sia, kita tidak akan merasakan kepuasan dalam bekerja. Padahal, salah satu yang akan membuat kita termotivasi dan merasa dihargai ketika kita mampu merasakan kepuasan atas apa yang telah kita kerjakan.  Burt mengemukakan bahwa factor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja antara lain :
1.                   Factor hubungan antar karyawan, misalnya :
·         Hubungan manager dengan karyawan
·         Factor fisik dan kondisi kerja
·         Hubungan social dengan teman sekerja
·         Emosi dan situasi kerja
2.                   Faktor Individual, berhubungan dengan :
·         Sikap orang terhadap pekerjaannya
·         Umur seseorang pada saat bekerja
·         Jenis kelamin
3.                   Factor dari luar ( eksternal ), misalnya :
·         Keadaan keluarga karyawan
·         Pendidikan
Kepuasan kerja yang dirasakan setiap orang tentu saja berbeda-beda. Namun, satu yang pasti bahwa ketika seseorang sudah merasakan kepuasan kerja maka mereka tentu saja akan lebih termotivasi untuk melakukan yang lebih baik lagi. Mereka akan lebih terdorong untuk bekerja dengan lebih baik dan memberikan yang terbaik. Tetapi bagi mereka yang belum mampu merasakan kepuasan kerja tentu saja kan merasa sia-sia dalam berkerja, merasa gagal dan merasa putus asa biasanya akan mengambil 2 alternatif yaitu tetap optimis dan mencoba sampai bisa atau mereka akan memilih untuk pindah ke tempat kerja yang lain karena merasa tidak cocok dengan pekerjaan dan tempat kerjanya. Dan seperti yang dijelaskan diatas bahwa penyesuaian diri mempengaruhi kepuasan kerja. Orang yang selalu merasa tidak cocok dengan pekerjaan dan tempat kerjanya sehingga ia harus berpindah tempat kerja berulang-ulang kali bisa saja disebabkan oleh  ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri dalam dunia kerja. 
Setiap orang pasti berharap merasakan kepuasan terhadap apa yang mereka kerjakan namun tidak semua orang mampu melakukannya. Kepuasan dalam bekerja bukanlah hal yang mudah untuk dicapai, dibutuhkan kerja keras, ketekunan dan kepandaian untuk membagi waktu dengan efektif.  Ketika kita mampu melakukan ketiganya maka tentu saja kita akan mudah merasakan kepuasan dalam bekerja. Oleh sebab itu, tetaplah berjuang dan bekerja keras melakukan yang terbaik dalam mengemban pekerjaan. Ketekunan dan keuletan juga sangat diperlukan namun dari ketiganya yang paling penting adalah memanfaatkan waktu secara efektif. Banyak orang yang tidak menghargai waktu luang yang mereka miliki padahal waktu itu sangat berharga. Jangan pernah menyepelekan waktu dan membuangnya secara percuma karena hanya akan mendatangkan penyesalan mendalam bagi diri anda sendiri.
Seandainya beberapa puluh tahun yang lalu saya bekerja keras, berjuang dengan sungguh-sungguh, tidak bermalas-malasan, tidak negative dan selalu mengeluh, mungkin hari ini saya tidak akan diam melamun disini, tetapi saya menikmati hari tua saya bersama anak cucu saya dirumah dalam suasana yang lebih layak’
Tentu saja kita semua tidak ingin hal diatas terjadi pada kita, semuanya hanya persoalan WAKTU, oleh sebab itu hargai dan gunakanlah waktu dengan baik.
WAKTU..
Terlalu lambat bagi yang menunggu,
Terlalu cepat bagi yang ketakutan,
Terlalu panjang bagi yang berduka,
Terlalu pendek bagi yang sedang bergembira,
Tetapi, bagi yang sedang  merasakan cinta,
WAKTU adalah ABADI
Waktu tidak dapat kita pegang wujudnya, sama seperti cinta dan kasih yang tidak dapat kita raba atau sentuh tapi dapat kita rasakan kehadirannya dalam kehidupan kita. Waktu itu pasti dan tidak dapat ditawar, karena waktu bukanlah milik manusia, tapi milik Sang Pencipta. Tak peduli latar belakang kita seperti apa, setiap manusia diberikan dan mempunyai waktu yang sama, yaitu 24 jam sehari. Oleh karena itu, seseorang bisa saja lebih sukses atau lebih maju dari orang lain bukan karena mereka diberikan waktu yang lebih banyak melainkan karena mereka bisa menggunakan waktu yang diberikan kepada mereka secara efektif.
Secara mendasar, waktu terdiri dari 3 dimensi yaitu masa lalu, masa kini dan masa depan. Masa lalu sudah lewat, hanya tinggal sejarah dan masa kini adalah masa yang kita jalani sekarang ini. Masa yang paling tepat untuk mengubah hidup kita adalah masa kini sebab nasib kita di masa yang akan datang semuanya tergantung pada apa yang kita lakukan saat ini. Namun, persoalan yang sering kita hadapi adalah kita sangat sulit untuk membagi waktu dan menggunakan waktu luang yang kita miliki untuk hal yang positif. Seringkali kita membuang-buang waktu yang telah diberikan kepada kita hanya untuk hal-hal yang mungkin tidak berarti untuk hidup kita. 
Oleh sebab itu, kita harus menyadari bahwa ada 2 hal yang harus kita sadari dalam menggunakan waktu yang diberikan kepada kita yaitu, pertama  waktu terus berputar. Waktu terus berputar bukan berarti waktu itu akan kembali ke tempat semula melainkan waktu tidak akan pernah kembali ke tempat semula, oleh karena itu manfaatkanlah waktu luang yang kita miliki untuk hal positif karena belum tentu di hari esok kita masih bisa diberikan waktu. Kedua, waktu berjalan seperti garis lurus, waktu tidak akan berbelok arah, dia kan terus berjalan lurus dan selalu bergerak tanpa henti. Waktu yang berjalan ini tidak akan menunggu kita, tidak peduli apakah kita sedang sakit, sedang mengalami kegagalan ataupun sedang mengalami krisis. Ia akan terus bergerak dan berjalan lurus. Satu hal yang harus kita sadari bahwa tidak ada kesempatan kedua yang terjadi pada 1 detik yang sama, oleh sebab itu manfaatkanlah setiap detik yang diberikan kepada kita untuk hal yang positif karena kita tidak akan pernah mengulangi hidup yang sama pada detik yang sama. Secara kenyataan, waktu itu berlalu sangat cepat, ia tidk dapat direm, ia tidak dapat dirayu untuk berjalan pelan, ia tidak memperdulikan kita, ia hanya mau berjalan terus tanpa henti. Jika demikian, bagaimana kita menyikapinya?
Sampai kapan kita akan terus bermalas-malasan?
Sampai kapan kita akan terus bersikap egois?
Sampai kapan kita akan terus mengeluh?
Sampai kapan kita akan terus menyalahkan orang lain?
Sampai kapan kita akanterus membiarkan keluarga kita menderita?
Sampai kapan kita akan terus menjadi pemarah?
Sampai kapan kita akan membuang-buang waktu yang diberikan Sang Pencipta kepada kita?
Jika memang kita tidak suka dengan hal-hal yang tidak mengenakkan dalam hidup kita, bangkitlah dan berjuanglah meraih impian, berjuanglah untuk mereka yang kita cintai karena waktu kita di dunia ini tidak lama. Waktu berjalan begitu cepat dan dia tidak akan menunggu kita. Oleh sebab itu sekaranglah waktunya kita untuk berubah. Waktu adalah investasi yang tidak dapat dikembalikan. Sekali kita investasikan waktu kita untuk sesuatu yang salah, kita akan menanggung akibatnya karena waktu tidak akan pernah dan tak akan pernah kembali.
Jika anda masih HIDUP, berarti anda masih punya WAKTU
Jika anda masih HIDUP, berarti anda masih punya NYAWA
Jika anda MENINGGAL maka anda tidak punya WAKTU
Jika anda MENINGGAL, maka anda tidak punya NYAWA
Ini berarti WAKTU = NYAWA
Waktu anda adalah nyawa anda
Oleh karena itu, jika kita menyia-nyiakan waktu kita, itu sebenarnya kita juga menyia-nyiakan nyawa kita. Selagi ada waktu, gunakanlah waktu yang kita miliki untuk hal-hal yang luar biasa, untuk hal-hal positif yang nantinya dapat bermanfaat bagi kehidupan kita. Waktu adalah HARTA kita yang paling besar. SEKARANG adalah waktu terbaik dan yang paling tepat untuk melakukan hal-hal luar biasa bagi prestasi dan karier kita, bagi keluarga kita, bagi orang-orang yang kita cintai, bagi lingkungan dan bagi semua orang.

WAKTU yang paling tepat untuk memulai adalah SEKARANG
WAKTU yang paling tepat untuk memaafkan adalah SEKARANG
WAKTU yang paling tepat untuk berhenti dan kebiasaan yang buruk adalah SEKARANG
WAKTU yang paling tepat untuk membahagiakan keluarga adalah SEKARANG
WAKTU yang paling tepat untuk bertobat adalah SEKARANG
WAKTU yang paling tepat untuk berjuang adalah SEKARANG
Karena, tak ada waktu yang terbaik selain SEKARANG.
So, manfaatkan waktu yang diberikan kepada kita dengan baik..
 DO IT NOW!!


Sumber : Munandar., Sunyoto, Ashar,.(1990). Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta : Karuna
Happy S Tjandra : Sang Waktu

Senin, 02 April 2012

You Can Find It Only In Toraja

Toraja merupakan salah satu daerah pariwisata yang ada di Indonesia yang memiliki beraneka ragam keunikan budaya. Di Toraja ada 2 tradisi upacara yaitu Rambu Tuka’ dan Rambu Solo’. Rambu Tuka’adalah upacara sukacita seperti syukuran panen, pernikahan dan acara syukuran lainnya sedangkan rambu Solo’ adalah upacara dukacita seperti kematian. Namun yang paling terkenal diantara keduanya adalah Rambu Solo’.  
Rambu Solo’ merupakan upacara yang dilakukan untuk menghormati orang yang sudah meninggal. Bagi orang Toraja, kematian bukanlah akhir dari segalanya melainkan perjalanan bahagia menuju ke tempat yang bernama Puya (surga menurut orang Toraja). Biasanya dalam upacara Rambu Solo’ hewan yang disembelih adalah kerbau dan babi. Menurut kepercayaannya, hewan-hewan yang disembelih tersebut dapat membawa arwah orang mati tersebut ke Puya. Semakin banyak hewan yang disembelih maka semakin cepat pula arwahnya sampai ke Puya.
Upacara Rambu Solo’ biasanya digelar di Tongkonan (rumah adat orang Toraja). Cara pemakamannya pun berbeda dari budaya-budaya lainnya di Indonesia. Jenis-jenis kuburan yang ada di Toraja antara lain :
  1. Kuburan Dinding Batu : Dulunya, orang Toraja kebanyakan dikubur di gua batu. Gua batu tersebut dipahat kemudian menjadi tempat peristirahatan terkahir. Menurut ceritanya, gua batu dijadikan kuburan karena orang Toraja berpikir bahwa jika lahan atau tanah dijadikan kuburan maka tidak ada tanah lagi yang akan dijadikan lahan pertanian oleh sebab itu mereka memilih gua batu sebagai kuburan.
  2. Pohon : Pohon juga merupakan tempat menguburkan orang mati. Namun, hanya khusus untuk bayi  yang masih sangat kecil dan belum mempunyai gigi yang bisa dikuburkan di pohon.Batang pohon yang sangat besar dilubangi kemudian si anak bayi yang sudah meninggal dimasukkan ke pohon tersebut Hal ini dimaksudkan karena anak kecil dianggap masih suci dan ketika mereka dikuburkan di pohon maka mereka akan bertumbuh layaknya pohon tersebut bertumbuh dan burung-burung yang hinggap di pohon tersebut akan membantu mereka menuju Puya.
  3. Dikuburkan dalam tanah : Hal ini mungkin sudah sangat biasa dan bahkan terjadi dimana saja. Orang Toraja mempercayai bahwa kita dibentuk dan berasal dari tanah oleh sebab itu ketika kita mati kita juga harus kembali ke tanah.
  4. Patane : Patane merupakan kuburan yang paling banyak dijumpai di Toraja. Bentuknya seperti bangunan rumah biasa pada umumnya dan biasanya dalam 1 Patane itu merupakan 1 kumpulan keluarga. Patane juga disebut Banua Tang Merambu yang artinya rumah tanpa asap karena orang Toraja percaya bahwa ketika orang sudah mati mereka sebenarnya masih tetap melakukan aktivitas seperti pada saat mereka hidup hanya saja di alam yang berbeda.

Tentunya, cara-cara pemakaman seperti diatas tidak dapat kita temui selain di Toraja. Hal ini merupakan keistimewaan tersendiri dari daerah Toraja. Oleh sebab itu, ketika berkunjung ke Toraja kita akan menemui banyak wisatawan baik wisman maupun local yang datang untuk menyaksikan secara langsung pesta adat Toraja. 1 hal yang perlu diketahui bahwa, Toraja bukan hanya kaya akan kebudayaan yang unik tetapi juga memilki pemandangan alam yang sangat mempesona. Oleh karena itu, sempatkan diri anda berkunjung ke Toraja dan anda akan mendapatkan pengalaman yang mungkin tidak akan pernah anda lupakan (jiahhhhh promosiiii ciiin )
Love, Love and Love

C-I-N-T-A , 1 kata yang mungkin sampai saat ini belum dapat kita temukan arti dan definisinya. Memang sulit mengartikan cinta apalagi mendefinisikannya dalam suatu kalimat karena cinta itu tak akan bisa diterjemahkan dengan ribuan kata tapi hanya bisa dirasakan kehadirannya.  Para ahli psikologi sosial berusaha mendefinisikan cinta dengan cara membedakan antara ‘cinta’ dan ‘suka’. Menurut salah satu ahli psikologi social Zick Rubbin, suka lebih didasarkan pada afeksi dan respek sedangkan cinta lebih didasarkan pada keintiman, kelekatan dan peduli terhadap pihak lain. Perasaan cinta melebihi perasaan suka, didalam cinta terdapat keterbukaan diri yang sangat tinggi.
Definisi cinta secara umum membedakan antara companionate love dan passionate love (Hartfield 1988; Hardfield & Rapson, 1993; Hardfield & Walster, 1978). Companionate love adalah keintiman dan afeksi yang dirasakan seseorang ketika ia sangat peduli terhadap orang lain tetapi tidak mengalami gairah atau bangkitan fisiologis (arousal) saat kehadiran orang tersebut.Sedangkan passionate love adalah kerinduan yang sangat kuat  yang dirasakan seseorang yang disertai dengan arousal; bila cinta itu terbalas maka ada rasa kebahagiaan yang besar namun jika tidak terbalas maka akan mengakibatkan kesedihan dan putus asa.
Kebanyakan orang menyukai cerita cinta, termasuk cerita mengenai mereka sendiri yang menjadi pemainnya. Kisah cinta setiap manusia pasti berbeda namun satu yang pasti bahwa setiap orang pasti menginginkan akhir yang bahagia dari setiap cerita cinta mereka(ciieeee happy ending, mau donkkk)
Menurut Stenberg dalam subteori segitiga cinta, cinta terbentuk dari ketiga komponen yaitu Intimacy (keintiman), Passion (gairah) dan Commitment (komitmen). Intimacy merupakan unsur emosional yang melibatkan pengungkapan diri yang mengarah ke keterikatan, kehangatan dan rasa percaya. Passion merupakan unsur motivasional yang didasari oleh dorongan rangsangan fisiologis menjadi rangsangan seksual. Sedangkan Commitment merupakan unsur kognitif yaitu keputusan untuk tetap mencintai dan bertahan dengan pasangan. Berikut ini merupakan pola-pola mencintai menurut Stenberg :
1.       Nonlove : Ketiga komponen cinta yaitu intimacy, passion dan commitment tidak ada. Nonlove menggambarkan kebanyakan hubungan interpersonal yang merupakan interaksi biasa.
2.       Liking : Hanya ada intimacy tetapi tidak ada passion dan commitment. Tidak ada kedekatan, pemahaman, dukungan, emosional, afeksi, ikatan dan kehangatan.
3.       Infatuation : Hanya ada passion namun tidak ada intimacy dan commitment. Ini merupakan cinta pada pandangan pertama yang hanya melihat ketertarikan fisik dan rangsanagan seksual yang kuat. Dalam pola mencintai ini, kadang cinta dapat membara dan mati seketika namun ada pula yang bertahan lam.
4.       Empty Love : Hanya ada commitment tanpa passion dan intimacy. Empty love biasanya diteemui pada hubungan jangka panjang yang telah kehilangan intimacy dan passion atau dalam percintaan yang dijodohkan.
5.       Romantic love : Terdapat passion dan intimacy namun tanpa commitment. Pasangan romantic saling tertarik secara fisik dan terikat secara emosional namun belum mempunyai commitment.
6.       Companionate love : Terdapat intimacy dan commitment namun tanpa passion. Cinta ini merupakan persahabatan jangka panjang berkomitmen. Sering terjadi dalam pernikahan dimana ketertarikan fisik sudah memudar tapi para pasangan masih tetap merasa dekat dan memutuskan untuk bersama selamanya.
7.       Fatuous Love : terdapa passion dan commitment namun tanpa intimacy. Merupakan cinta yang mengarah  ke hubungan bergejolak diaman pasangan berkomitmen dengan dasar gairah tanpa memperbolehkan mereka megembangkan keintiman. Cinta ini biasanya tidak bertahan walaupun terdapat intensi untuk berkomitmen.
8.       Consummate Love : Terdapat ketiga komponen pada cinta yang utuh yaitu intimacy, passion dan commitment yang banyak diperjuangkan oleh orang terutama dalam hubungan romantic. Cinta ini lebih mudah dicapai daripada dipertahankan. Masing-masing pasangan dapat mengubah apa yang mereka inginkan dari suatu hubungan. Bila salah satu pihak berubah, maka pihak yang lain juga akan berubah.
Laki-laki dan perempuan tertarik satu sama lain dengan karakteristik yang berbeda.Pada umumnya,  Laki-laki  tertarik pada penampilan fisik perempuan sedangkan perempuan lebih tertarik pada sumber daya yang dimilki laki-laki. Hal ini merupakan ‘kecenderungan’ seseorang dalam memlih pasangan. Beberapa penelitian yang mendukung pendapat diatas yaitu penelitian yang dilakukan oleh Buzz dkk yang menyatakan bahwa perempuan mendambakan sosok laki-laki dengan kriteria ambisius, rajin dan  berpenghasilan yang baik sedangkan laki-laki menilai daya tarik fisik lebih penting. Bagaimana pun perlu diketahui bahwa pada laki-laki maupun perempuan, karakteristik yang paling tinggi didambakan adalah kejujuran, dapat dipercaya dan kepribadian yang baik.
Ya pada intinya setiap orang mendambakan pasangan yang baik yang mampu membawanya kearah yang positif, yang mampu memberikan kasih sayang yang tulus, punya pengertian dan kesetiaan serta punya kemauan untuk terus menerus membangun cinta yang lebih sempurna kedepannya. Hanya saja, untuk menemukan sosok yang memilki hal diatas tentu saja sulit. Namun yakinlah bahwa ketika kita sudah mampu mencintai seseorang dengan cara yang terbaik maka suatu saat juga kita akan mendapatkan balasan cinta yang sama. Berbicara mengenai cinta memang tak akan nada habisnya karena cinta memuat segala aspek yang ada dalam kehidupan kita.
Banyak orang yang berbahagia karena cinta namun banyak pula yang merasa kecewa karena cinta. Itulah kehebatan dari kekuatan cinta, cinta mampu membawa kita pada tingkat kebahagiaan yang paling tinggi namun cinta dapat pula menjerumuskan kita pada tingkat kesedihan yang paling dalam. Namun ini semua bukan kesalahan cinta melainkan kesalahan para pemeran atau tokoh yang melakonkan cinta. Intinya, jangan menyakiti jika anda tidak ingin disakiti melainkan belajarlah mencintai maka anda pun akan dicintai.Hanya ada satu kebahagiaan dalam hidup ini yaitu, ‘mencintai dan dicintai’

‘Ketika anda mengenang masa lalu, anda akan menemukan bahwa saat-saat yang  paling mengesankan dan membuat anda merasa benar-benar hidup adalah dikala melakukan hal-hal dengan semangat cinta’
(Henry Drummond)




Daftar pustaka : Aronson, E., Wilson. T.D., Akert, R.M. (2007). Social Psychology (6th edition). Singapore: Pearson Prentice Hall
Papalia, D.E., Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldman.(2009). Human Development (11th edition). United States : McGRAW-HILL




Ketertarikan Antar Pribadi

 

Secara teori, ketertarikan terhadap orang lain dapat muncul karena adanya :
1.       Efek kedekatan
Menurut Berscheid & Reis (1998) orang yang paling sering kita jumpai adalah orang yang sangat memungkinkan menjadi sahabat kita atau orang yang kita cintai. Semakin sering kita melihat dan berinteraksi dengan seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan orang itu akan menjadi sahabat atau orang yang kita cintai.  Namun, ketertarikan tidak hanya terjadi melalui kedekatan fisik saja tetapi juga kedekatan melalui suatu media walau dengan jarak jauh contohnya melalui komputer.  Komputer merupakan media komunikasi yang memberikan tempat baru bagi pengaruh keakraban. Kenyataannya, seseorang mampu membangun hubungan yang akrab dengan orang lain walaupun dipisahkan oleh jarak yang jauh. Berbagai riiset yang dilakukan menyatakan bahwa  keakraban akan lebih mudah terjalin melalui komputer daripada melalui tatap muka. Diadakan suatu penelitian dimana para partisipan dirancang untuk bertemu, ada yang dengan cara bertatap muka, dan ada pula yang melalui internet. Ditemukan hasil bahwa mereka yang berkenalan lewat komputer lebih saling tertarik dibanding mereka yang berkenalan secara langsung. Hal ini terjadi karena perjumpaan melalui internet mengembangkan ketertarikan melalui kualitas percakapan sedangkan orang yang berkenalan secara langsung dengan tatap muka ketertarikannya lebih bergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green & Gleason, 2002). Mungkin kita juga pernah mengalami hal seperti ini, saya pribadi pun pernah mengalaminya.
2.       Kesamaan
Ketertarikan interpersonal juga akan muncul akibat adanya kesamaan baik itu kesamaaan opini dan kepribadian, kesamaan gaya interpersonal, kesamaan minat dan pengalaman dan lain sebagainya. Tentu tidak dapat dipungkiri bahwa kita cenderung  lebih tertarik untuk membangun hubungan dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengan kita dibanding dengan orang yang  memiliki banyak perbedaan dengan kita.
3.       Kesukaan timbal balik
Setiap orang tentu saja senang jika disukai orang lain. Hal ini cukup menimbulkan ketertarikan tanpa harus ada kesamaan. Biasanya hal ini terjadi karena adanya self-fulfilling prophecy yaitu cara kita memperlakukan seseorang mempengaruhi bagaimana orang tersebut berperilaku dan mempersepsikan dirinya. Ada suatu penelitian yang dilakukan oleh Miller (1986) dengan subjek mahasiswa dimana setiap partisipan dipasangkan(cowok-cewek) dengan orang yang belum dikenal sebelumnya. Setiap pasangan ini diberi pesan yang berbeda, pada pasangan A, salah satunya diyakinkan bahwa pasangannya menyukainya, sedangkan pada pasangan B salah satunya diyakinkan bahwa pasangannya tidak menyukainya. Pada saat mereka dipertemukan kembali, pasangan yang tadinya  diyakinkan bahwa pasangannya menyukainya  berperilaku dengan cara yang disukai pasangannya seperti lebih membuka diri, lebih hangat dalam berkomunikasi dan lebih menyenangkan dibandingkan dengan individu yang berpikir dirinya tidak disukai pasangannya. Hal ini terjadi karena adanya kesukaan timbal balik seperti pada ekperimen yang dilakukan oleh Miller.
4.       Ketertarikan fisik dan Kesukaan
Daya tarik  fisik merupakan hal yang menentukan kesan pertama baik pada laki-laki maupun perempuan. Lalu ciri-ciri fisik apakah yang menimbulkan daya tarik?? Dari berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa perempuan yang ciri-ciri fisiknya menarik  dan dianggap memiliki wajah yang cantik selalu digambarkan dengan mata besar, hidung mungil, dagu kecil, tulang pipi menonjol, pipi sempit, alis tinggi, pupil mata besar dan senyum lebar. Heyy para ladyes apakah kalian punya ciri-ciri fisik seperti ini??hahhhhaaa mupeng.com
(ini kesimpulan dari hasil penelitian ya, bukan pendapat saya pribadi ;) )
Kemudian laki-laki dapat disebut memilki wajah yang tampan jika mata lebar, tulang pipi menonjol, dagu besar dan senyum yang lebar. Ayo-ayo ada yang punya ciri-ciri seperti ini?
Yang tidak memiliki memilki ciri-ciri seperti ini jangan berkecil hati ya :p bukan berarti mereka gak cantik atau gak ganteng loh, kamu cantik, ganteng dari hatimu kata cherrybelle :D
Kemudian ada juga teori-teori tentang ketertarikan antarpribadi yaitu Social Exchange Theory dan  Equity Theory. Social exchange theory menyatakan bahwa perasaan orang tentang suatu hubungan tergantung pada persepsinya mengenai hal positif (rewards) dan ongkos (cost) hubungan, jenis hubungan yang mereka jalani dan kesempatan mereka untuk memilki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.Konsep dasar dari teori ini adalah rewards (aspek positif yang didapatkan dari hubungan), cost (sisi lain dari rewards), outcomes (perolehan) dan comparison level (standar pembanding). Contoh sederhana dari konsep dasar teori ini misalnya dalam suatu hubungan berpacaran, rewards (hal positif ) yang didapatkan oleh masing-masing individu adalah adanya kasih sayang, perhatian serta motivasi dari pasangan, atau mungkin hal positif yang muncul dari hubungan berpacaran itu adalah semakin giat belajar karena ada yang menyemangati, pada intinya rewards adalah hal positif yang bisa kita dapatkan dari hubungan yang kita jalani. Kemudian costnya, ketika dalam berpacaran tentu saja kita dihadapkan dengan kebiasaan atau karakteristik negative dari pasangan oleh sebab itu kita harus selalu menerima keadaan pasangan apa adanya misalnya pacar kita sensitive sehingga kita harus bisa menerima dia apa adanya dan mengerti bahwa itu adalah bagian dari kepribadiannya. Yang dibutuhkan disini ialah pengertian. Kemudian outcomes (perolehan) yaitu selisih antara rewards dan cost. Jika dari hubungan berpacaran tersebut kita harus mengeluarkan banyak cost dan mendapatkan sedikit  rewards maka hubungan cenderung akan cepat berakhir. Sedangkan comparison level(standar pembanding) yaitu harapan individu mengenai rewards dan cost yang mereka inginkan dalam hubungan tertentu. Biasanya orang cenderung memilki standar pembanding rewards yang tinggi dan cos yang rendah misalnya selalu menuntut pasangan untuk sempurna dan sesuai dengan keinginnya sehingga apabila ia tidak mendapatkan hasil yang seperti itu dari pasangannya maka ia akan mengalami kekecewaan, sebaliknya orang yang standar pembandingnya rendah cenderung lebih bahagia karena ia mau menerima pasangannya apa adanya dan tidak menuntut hal yang sempurna dari pasangannya. Cari orang yang bisa memahami dan pengertian itu susah loh guys, so kalo punya pacar yang pengertian jangan terlalu mudah dilepas deh, ntar nyesel..
Selanjutnya, teori yg kedua yaitu Equity Theory. Teori ini menyatakan bahwa orang akan bahagia dengan hubungan yang dijalinnya bila rewards dan cost dan kontribusi antara dua belah pihak seimbang. Jadi, dalam teori ini lebih mengutamakan keseimbangan antara rewards dan cost serta kontribusi kedua belah pihak. Intinya sih jangan Cuma mau enaknya saja, tapi harus memberi yang terbaik jg untuk pasangan.Mungkin ini teori yang menurut saya harus diaplikasikan karena bukan hanya menuntut rewards tapi juga harus mengeluarkan cost dan diantara kedua belah pihak itu memiliki sumbangan yang sama misalnya dalam berpacaran si cowok terlalu banyak mengorbankan perasaannya terhadap cewek sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam hubungan. Menurut teori ini, seharusnya si cewek harus bisa memberikan hal serupa sehingga terjadi keseimbangan dan keadilan dalam menjalin hubungan sehingga yang muncul adalah kebahagiaan bukan malah makan hati..(ciee makan hati, hati apaan??apapun makanannya minumnya the botol sos*o)



Daftar pustaka : Aronson, E., Wilson. T.D., Akert, R.M. (2007). Social Psychology (6th edition). Singapore: Pearson Prentice Hall
Papalia, D.E., Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldman.(2009). Human Development (11th edition). United States : McGRAW-HILL