Secara teori, ketertarikan terhadap orang lain dapat muncul karena adanya :
1. Efek kedekatan
Menurut Berscheid & Reis (1998) orang yang paling sering kita jumpai adalah orang yang sangat memungkinkan menjadi sahabat kita atau orang yang kita cintai. Semakin sering kita melihat dan berinteraksi dengan seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan orang itu akan menjadi sahabat atau orang yang kita cintai. Namun, ketertarikan tidak hanya terjadi melalui kedekatan fisik saja tetapi juga kedekatan melalui suatu media walau dengan jarak jauh contohnya melalui komputer. Komputer merupakan media komunikasi yang memberikan tempat baru bagi pengaruh keakraban. Kenyataannya, seseorang mampu membangun hubungan yang akrab dengan orang lain walaupun dipisahkan oleh jarak yang jauh. Berbagai riiset yang dilakukan menyatakan bahwa keakraban akan lebih mudah terjalin melalui komputer daripada melalui tatap muka. Diadakan suatu penelitian dimana para partisipan dirancang untuk bertemu, ada yang dengan cara bertatap muka, dan ada pula yang melalui internet. Ditemukan hasil bahwa mereka yang berkenalan lewat komputer lebih saling tertarik dibanding mereka yang berkenalan secara langsung. Hal ini terjadi karena perjumpaan melalui internet mengembangkan ketertarikan melalui kualitas percakapan sedangkan orang yang berkenalan secara langsung dengan tatap muka ketertarikannya lebih bergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green & Gleason, 2002). Mungkin kita juga pernah mengalami hal seperti ini, saya pribadi pun pernah mengalaminya.
Menurut Berscheid & Reis (1998) orang yang paling sering kita jumpai adalah orang yang sangat memungkinkan menjadi sahabat kita atau orang yang kita cintai. Semakin sering kita melihat dan berinteraksi dengan seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan orang itu akan menjadi sahabat atau orang yang kita cintai. Namun, ketertarikan tidak hanya terjadi melalui kedekatan fisik saja tetapi juga kedekatan melalui suatu media walau dengan jarak jauh contohnya melalui komputer. Komputer merupakan media komunikasi yang memberikan tempat baru bagi pengaruh keakraban. Kenyataannya, seseorang mampu membangun hubungan yang akrab dengan orang lain walaupun dipisahkan oleh jarak yang jauh. Berbagai riiset yang dilakukan menyatakan bahwa keakraban akan lebih mudah terjalin melalui komputer daripada melalui tatap muka. Diadakan suatu penelitian dimana para partisipan dirancang untuk bertemu, ada yang dengan cara bertatap muka, dan ada pula yang melalui internet. Ditemukan hasil bahwa mereka yang berkenalan lewat komputer lebih saling tertarik dibanding mereka yang berkenalan secara langsung. Hal ini terjadi karena perjumpaan melalui internet mengembangkan ketertarikan melalui kualitas percakapan sedangkan orang yang berkenalan secara langsung dengan tatap muka ketertarikannya lebih bergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green & Gleason, 2002). Mungkin kita juga pernah mengalami hal seperti ini, saya pribadi pun pernah mengalaminya.
2. Kesamaan
Ketertarikan interpersonal juga akan muncul akibat adanya kesamaan baik itu kesamaaan opini dan kepribadian, kesamaan gaya interpersonal, kesamaan minat dan pengalaman dan lain sebagainya. Tentu tidak dapat dipungkiri bahwa kita cenderung lebih tertarik untuk membangun hubungan dengan orang lain yang memiliki kesamaan dengan kita dibanding dengan orang yang memiliki banyak perbedaan dengan kita.
3. Kesukaan timbal balik
Setiap orang tentu saja senang jika disukai orang lain. Hal ini cukup menimbulkan ketertarikan tanpa harus ada kesamaan. Biasanya hal ini terjadi karena adanya self-fulfilling prophecy yaitu cara kita memperlakukan seseorang mempengaruhi bagaimana orang tersebut berperilaku dan mempersepsikan dirinya. Ada suatu penelitian yang dilakukan oleh Miller (1986) dengan subjek mahasiswa dimana setiap partisipan dipasangkan(cowok-cewek) dengan orang yang belum dikenal sebelumnya. Setiap pasangan ini diberi pesan yang berbeda, pada pasangan A, salah satunya diyakinkan bahwa pasangannya menyukainya, sedangkan pada pasangan B salah satunya diyakinkan bahwa pasangannya tidak menyukainya. Pada saat mereka dipertemukan kembali, pasangan yang tadinya diyakinkan bahwa pasangannya menyukainya berperilaku dengan cara yang disukai pasangannya seperti lebih membuka diri, lebih hangat dalam berkomunikasi dan lebih menyenangkan dibandingkan dengan individu yang berpikir dirinya tidak disukai pasangannya. Hal ini terjadi karena adanya kesukaan timbal balik seperti pada ekperimen yang dilakukan oleh Miller.
4. Ketertarikan fisik dan Kesukaan
Daya tarik fisik merupakan hal yang menentukan kesan pertama baik pada laki-laki maupun perempuan. Lalu ciri-ciri fisik apakah yang menimbulkan daya tarik?? Dari berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa perempuan yang ciri-ciri fisiknya menarik dan dianggap memiliki wajah yang cantik selalu digambarkan dengan mata besar, hidung mungil, dagu kecil, tulang pipi menonjol, pipi sempit, alis tinggi, pupil mata besar dan senyum lebar. Heyy para ladyes apakah kalian punya ciri-ciri fisik seperti ini??hahhhhaaa mupeng.com
(ini kesimpulan dari hasil penelitian ya, bukan pendapat saya pribadi ;) )
(ini kesimpulan dari hasil penelitian ya, bukan pendapat saya pribadi ;) )
Kemudian laki-laki dapat disebut memilki wajah yang tampan jika mata lebar, tulang pipi menonjol, dagu besar dan senyum yang lebar. Ayo-ayo ada yang punya ciri-ciri seperti ini?
Yang tidak memiliki memilki ciri-ciri seperti ini jangan berkecil hati ya :p bukan berarti mereka gak cantik atau gak ganteng loh, kamu cantik, ganteng dari hatimu kata cherrybelle :D
Kemudian ada juga teori-teori tentang ketertarikan antarpribadi yaitu Social Exchange Theory dan Equity Theory. Social exchange theory menyatakan bahwa perasaan orang tentang suatu hubungan tergantung pada persepsinya mengenai hal positif (rewards) dan ongkos (cost) hubungan, jenis hubungan yang mereka jalani dan kesempatan mereka untuk memilki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.Konsep dasar dari teori ini adalah rewards (aspek positif yang didapatkan dari hubungan), cost (sisi lain dari rewards), outcomes (perolehan) dan comparison level (standar pembanding). Contoh sederhana dari konsep dasar teori ini misalnya dalam suatu hubungan berpacaran, rewards (hal positif ) yang didapatkan oleh masing-masing individu adalah adanya kasih sayang, perhatian serta motivasi dari pasangan, atau mungkin hal positif yang muncul dari hubungan berpacaran itu adalah semakin giat belajar karena ada yang menyemangati, pada intinya rewards adalah hal positif yang bisa kita dapatkan dari hubungan yang kita jalani. Kemudian costnya, ketika dalam berpacaran tentu saja kita dihadapkan dengan kebiasaan atau karakteristik negative dari pasangan oleh sebab itu kita harus selalu menerima keadaan pasangan apa adanya misalnya pacar kita sensitive sehingga kita harus bisa menerima dia apa adanya dan mengerti bahwa itu adalah bagian dari kepribadiannya. Yang dibutuhkan disini ialah pengertian. Kemudian outcomes (perolehan) yaitu selisih antara rewards dan cost. Jika dari hubungan berpacaran tersebut kita harus mengeluarkan banyak cost dan mendapatkan sedikit rewards maka hubungan cenderung akan cepat berakhir. Sedangkan comparison level(standar pembanding) yaitu harapan individu mengenai rewards dan cost yang mereka inginkan dalam hubungan tertentu. Biasanya orang cenderung memilki standar pembanding rewards yang tinggi dan cos yang rendah misalnya selalu menuntut pasangan untuk sempurna dan sesuai dengan keinginnya sehingga apabila ia tidak mendapatkan hasil yang seperti itu dari pasangannya maka ia akan mengalami kekecewaan, sebaliknya orang yang standar pembandingnya rendah cenderung lebih bahagia karena ia mau menerima pasangannya apa adanya dan tidak menuntut hal yang sempurna dari pasangannya. Cari orang yang bisa memahami dan pengertian itu susah loh guys, so kalo punya pacar yang pengertian jangan terlalu mudah dilepas deh, ntar nyesel..
Selanjutnya, teori yg kedua yaitu Equity Theory. Teori ini menyatakan bahwa orang akan bahagia dengan hubungan yang dijalinnya bila rewards dan cost dan kontribusi antara dua belah pihak seimbang. Jadi, dalam teori ini lebih mengutamakan keseimbangan antara rewards dan cost serta kontribusi kedua belah pihak. Intinya sih jangan Cuma mau enaknya saja, tapi harus memberi yang terbaik jg untuk pasangan.Mungkin ini teori yang menurut saya harus diaplikasikan karena bukan hanya menuntut rewards tapi juga harus mengeluarkan cost dan diantara kedua belah pihak itu memiliki sumbangan yang sama misalnya dalam berpacaran si cowok terlalu banyak mengorbankan perasaannya terhadap cewek sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam hubungan. Menurut teori ini, seharusnya si cewek harus bisa memberikan hal serupa sehingga terjadi keseimbangan dan keadilan dalam menjalin hubungan sehingga yang muncul adalah kebahagiaan bukan malah makan hati..(ciee makan hati, hati apaan??apapun makanannya minumnya the botol sos*o)
Daftar pustaka : Aronson, E., Wilson. T.D., Akert, R.M. (2007). Social Psychology (6th edition). Singapore: Pearson Prentice Hall
Papalia, D.E., Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldman.(2009). Human Development (11th edition). United States : McGRAW-HILL
Daftar pustaka : Aronson, E., Wilson. T.D., Akert, R.M. (2007). Social Psychology (6th edition). Singapore: Pearson Prentice Hall
Papalia, D.E., Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldman.(2009). Human Development (11th edition). United States : McGRAW-HILL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar