Love, Love and Love
C-I-N-T-A , 1 kata yang mungkin sampai saat ini belum dapat kita temukan arti dan definisinya. Memang sulit mengartikan cinta apalagi mendefinisikannya dalam suatu kalimat karena cinta itu tak akan bisa diterjemahkan dengan ribuan kata tapi hanya bisa dirasakan kehadirannya. Para ahli psikologi sosial berusaha mendefinisikan cinta dengan cara membedakan antara ‘cinta’ dan ‘suka’. Menurut salah satu ahli psikologi social Zick Rubbin, suka lebih didasarkan pada afeksi dan respek sedangkan cinta lebih didasarkan pada keintiman, kelekatan dan peduli terhadap pihak lain. Perasaan cinta melebihi perasaan suka, didalam cinta terdapat keterbukaan diri yang sangat tinggi.
Definisi cinta secara umum membedakan antara companionate love dan passionate love (Hartfield 1988; Hardfield & Rapson, 1993; Hardfield & Walster, 1978). Companionate love adalah keintiman dan afeksi yang dirasakan seseorang ketika ia sangat peduli terhadap orang lain tetapi tidak mengalami gairah atau bangkitan fisiologis (arousal) saat kehadiran orang tersebut.Sedangkan passionate love adalah kerinduan yang sangat kuat yang dirasakan seseorang yang disertai dengan arousal; bila cinta itu terbalas maka ada rasa kebahagiaan yang besar namun jika tidak terbalas maka akan mengakibatkan kesedihan dan putus asa.
Kebanyakan orang menyukai cerita cinta, termasuk cerita mengenai mereka sendiri yang menjadi pemainnya. Kisah cinta setiap manusia pasti berbeda namun satu yang pasti bahwa setiap orang pasti menginginkan akhir yang bahagia dari setiap cerita cinta mereka(ciieeee happy ending, mau donkkk)
Menurut Stenberg dalam subteori segitiga cinta, cinta terbentuk dari ketiga komponen yaitu Intimacy (keintiman), Passion (gairah) dan Commitment (komitmen). Intimacy merupakan unsur emosional yang melibatkan pengungkapan diri yang mengarah ke keterikatan, kehangatan dan rasa percaya. Passion merupakan unsur motivasional yang didasari oleh dorongan rangsangan fisiologis menjadi rangsangan seksual. Sedangkan Commitment merupakan unsur kognitif yaitu keputusan untuk tetap mencintai dan bertahan dengan pasangan. Berikut ini merupakan pola-pola mencintai menurut Stenberg :
Definisi cinta secara umum membedakan antara companionate love dan passionate love (Hartfield 1988; Hardfield & Rapson, 1993; Hardfield & Walster, 1978). Companionate love adalah keintiman dan afeksi yang dirasakan seseorang ketika ia sangat peduli terhadap orang lain tetapi tidak mengalami gairah atau bangkitan fisiologis (arousal) saat kehadiran orang tersebut.Sedangkan passionate love adalah kerinduan yang sangat kuat yang dirasakan seseorang yang disertai dengan arousal; bila cinta itu terbalas maka ada rasa kebahagiaan yang besar namun jika tidak terbalas maka akan mengakibatkan kesedihan dan putus asa.
Kebanyakan orang menyukai cerita cinta, termasuk cerita mengenai mereka sendiri yang menjadi pemainnya. Kisah cinta setiap manusia pasti berbeda namun satu yang pasti bahwa setiap orang pasti menginginkan akhir yang bahagia dari setiap cerita cinta mereka(ciieeee happy ending, mau donkkk)
Menurut Stenberg dalam subteori segitiga cinta, cinta terbentuk dari ketiga komponen yaitu Intimacy (keintiman), Passion (gairah) dan Commitment (komitmen). Intimacy merupakan unsur emosional yang melibatkan pengungkapan diri yang mengarah ke keterikatan, kehangatan dan rasa percaya. Passion merupakan unsur motivasional yang didasari oleh dorongan rangsangan fisiologis menjadi rangsangan seksual. Sedangkan Commitment merupakan unsur kognitif yaitu keputusan untuk tetap mencintai dan bertahan dengan pasangan. Berikut ini merupakan pola-pola mencintai menurut Stenberg :
1. Nonlove : Ketiga komponen cinta yaitu intimacy, passion dan commitment tidak ada. Nonlove menggambarkan kebanyakan hubungan interpersonal yang merupakan interaksi biasa.
2. Liking : Hanya ada intimacy tetapi tidak ada passion dan commitment. Tidak ada kedekatan, pemahaman, dukungan, emosional, afeksi, ikatan dan kehangatan.
3. Infatuation : Hanya ada passion namun tidak ada intimacy dan commitment. Ini merupakan cinta pada pandangan pertama yang hanya melihat ketertarikan fisik dan rangsanagan seksual yang kuat. Dalam pola mencintai ini, kadang cinta dapat membara dan mati seketika namun ada pula yang bertahan lam.
4. Empty Love : Hanya ada commitment tanpa passion dan intimacy. Empty love biasanya diteemui pada hubungan jangka panjang yang telah kehilangan intimacy dan passion atau dalam percintaan yang dijodohkan.
5. Romantic love : Terdapat passion dan intimacy namun tanpa commitment. Pasangan romantic saling tertarik secara fisik dan terikat secara emosional namun belum mempunyai commitment.
6. Companionate love : Terdapat intimacy dan commitment namun tanpa passion. Cinta ini merupakan persahabatan jangka panjang berkomitmen. Sering terjadi dalam pernikahan dimana ketertarikan fisik sudah memudar tapi para pasangan masih tetap merasa dekat dan memutuskan untuk bersama selamanya.
7. Fatuous Love : terdapa passion dan commitment namun tanpa intimacy. Merupakan cinta yang mengarah ke hubungan bergejolak diaman pasangan berkomitmen dengan dasar gairah tanpa memperbolehkan mereka megembangkan keintiman. Cinta ini biasanya tidak bertahan walaupun terdapat intensi untuk berkomitmen.
8. Consummate Love : Terdapat ketiga komponen pada cinta yang utuh yaitu intimacy, passion dan commitment yang banyak diperjuangkan oleh orang terutama dalam hubungan romantic. Cinta ini lebih mudah dicapai daripada dipertahankan. Masing-masing pasangan dapat mengubah apa yang mereka inginkan dari suatu hubungan. Bila salah satu pihak berubah, maka pihak yang lain juga akan berubah.
Laki-laki dan perempuan tertarik satu sama lain dengan karakteristik yang berbeda.Pada umumnya, Laki-laki tertarik pada penampilan fisik perempuan sedangkan perempuan lebih tertarik pada sumber daya yang dimilki laki-laki. Hal ini merupakan ‘kecenderungan’ seseorang dalam memlih pasangan. Beberapa penelitian yang mendukung pendapat diatas yaitu penelitian yang dilakukan oleh Buzz dkk yang menyatakan bahwa perempuan mendambakan sosok laki-laki dengan kriteria ambisius, rajin dan berpenghasilan yang baik sedangkan laki-laki menilai daya tarik fisik lebih penting. Bagaimana pun perlu diketahui bahwa pada laki-laki maupun perempuan, karakteristik yang paling tinggi didambakan adalah kejujuran, dapat dipercaya dan kepribadian yang baik.
Ya pada intinya setiap orang mendambakan pasangan yang baik yang mampu membawanya kearah yang positif, yang mampu memberikan kasih sayang yang tulus, punya pengertian dan kesetiaan serta punya kemauan untuk terus menerus membangun cinta yang lebih sempurna kedepannya. Hanya saja, untuk menemukan sosok yang memilki hal diatas tentu saja sulit. Namun yakinlah bahwa ketika kita sudah mampu mencintai seseorang dengan cara yang terbaik maka suatu saat juga kita akan mendapatkan balasan cinta yang sama. Berbicara mengenai cinta memang tak akan nada habisnya karena cinta memuat segala aspek yang ada dalam kehidupan kita.
Ya pada intinya setiap orang mendambakan pasangan yang baik yang mampu membawanya kearah yang positif, yang mampu memberikan kasih sayang yang tulus, punya pengertian dan kesetiaan serta punya kemauan untuk terus menerus membangun cinta yang lebih sempurna kedepannya. Hanya saja, untuk menemukan sosok yang memilki hal diatas tentu saja sulit. Namun yakinlah bahwa ketika kita sudah mampu mencintai seseorang dengan cara yang terbaik maka suatu saat juga kita akan mendapatkan balasan cinta yang sama. Berbicara mengenai cinta memang tak akan nada habisnya karena cinta memuat segala aspek yang ada dalam kehidupan kita.
Banyak orang yang berbahagia karena cinta namun banyak pula yang merasa kecewa karena cinta. Itulah kehebatan dari kekuatan cinta, cinta mampu membawa kita pada tingkat kebahagiaan yang paling tinggi namun cinta dapat pula menjerumuskan kita pada tingkat kesedihan yang paling dalam. Namun ini semua bukan kesalahan cinta melainkan kesalahan para pemeran atau tokoh yang melakonkan cinta. Intinya, jangan menyakiti jika anda tidak ingin disakiti melainkan belajarlah mencintai maka anda pun akan dicintai.Hanya ada satu kebahagiaan dalam hidup ini yaitu, ‘mencintai dan dicintai’
‘Ketika anda mengenang masa lalu, anda akan menemukan bahwa saat-saat yang paling mengesankan dan membuat anda merasa benar-benar hidup adalah dikala melakukan hal-hal dengan semangat cinta’
(Henry Drummond)
Daftar pustaka : Aronson, E., Wilson. T.D., Akert, R.M. (2007). Social Psychology (6th edition). Singapore: Pearson Prentice Hall
Papalia, D.E., Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldman.(2009). Human Development (11th edition). United States : McGRAW-HILL
sangat informatif dan menarik..
BalasHapus